Menjajaki Kebangkitan Budaya Tradisional dalam Era Prabowo

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo telah melakukan langkah-langkah yang dianggap progresif dengan melakukan reshuffle kabinet, meskipun belum ada seleksi calon anggota kabinet baru untuk beberapa posisi. Menurut analis politik Ray, tindakan ini bertujuan untuk menanggapi unjuk rasa yang meminta pencopotan beberapa menteri. Namun, Ray juga menambahkan bahwa tidak semua posisi menteri yang kosong butuh pengganti segera, tergantung pada tingkat kepentingan jabatan tersebut.

Sebelumnya, Prabowo telah mengosongkan dua posisi menteri setelah reshuffle jilid II pada awal September 2025. Pada saat itu, lima menteri dicopot, termasuk Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, Menteri Koperasi Budi Arie Setiabudi, dan Menteri Pemberdayaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dito Ariotedjo. Dari lima posisi tersebut, hanya tiga yang langsung diganti, sementara dua lainnya, yakni Menpora dan Menko Polkam, tetap kosong selama sembilan hari sebelum akhirnya diisi kembali.

Peneliti politik Wasisto Raharjo Jati dari BRIN mengemukakan bahwa Prabowo sengaja mengosongkan beberapa posisi menteri untuk memantau reaksi terhadap pencopotan tersebut, baik dari kementerian yang terkait maupun masyarakat umum. Sementara itu, Direktur PPI Adi Prayitno berpendapat bahwa langkah Prabowo ini adalah upaya untuk merespons tuntutan masyarakat, tanpa terburu-buru dalam mengisi kekosongan jabatan.

Kekosongan kursi menteri dapat ditangani dengan menempatkan wakil menteri atau pejabat ad interim sementara. Untuk jabatan menteri koordinator, posisi tersebut bisa diisi oleh menteri-menteri yang masuk dalam koordinasi mereka. Oleh karena itu, Prabowo mungkin tidak terlalu khawatir dengan kekosongan jabatan tersebut sementara proses seleksi calon pengganti masih berlangsung.

Penataan ulang kabinet Prabowo menunjukkan kepedulian terhadap aspirasi masyarakat dan kinerja menteri. Langkah-langkah ini juga memungkinkan evaluasi yang lebih matang sebelum menentukan calon pengganti. Dengan demikian, reshuffle ini bukan hanya respons terhadap kritik, tetapi juga upaya untuk memastikan stabilitas dan produktivitas kabinet.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan