Manajemen Talenta ASN di Kota Tasikmalaya Diharapkan Efektif dengan Keberadaan Integritas Kepala Daerah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Manajemen Talenta ASN dianggap sebagai alat yang sangat efektif untuk mengurangi unsur subjektivitas dalam pengadaan posisi jabatan, dengan syarat prosesnya didukung oleh kejujuran pejabatan daerah dan pengawasan yang profesional. Hal ini menjadi perhatian bagi para anggota legislatif di DPRD Tasikmalaya, karena meskipun metode ini berpotensi memberikan dampak positif, masih tetap ada risiko masalah yang perlu diwaspadai.

Sekretaris Komisi I DPRD Tasikmalaya, Asep Endang, menjelaskan bahwa prinsip meritokrasi yang diterapkan melalui manajemen talenta didasarkan pada tiga aspek utama: kompetensi, integritas, dan kinerja. Tridarma tersebut berfungsi untuk memfilter kualifikasi calon pejabat agar sesuai dengan kewajiban jabatan yang akan diemban. Jika dalam tes kompetensi muncul tiga kandidat yang memenuhi syarat, minimal mereka sudah memiliki kemampuan yang memadai untuk mengisi posisi tersebut.

Meskipun akhirnya keputusan akhir tetap berada pada tangan kepala daerah, para kandidat yang disaring sebelumnya sudah pasti memiliki kualifikasi yang memenuhi standar. Hal ini menyiratkan bahwa integritas wali kota dalam membuat keputusan sangatlah penting untuk menjamin penerapan manajemen talenta dengan baik. Sistem manajemen talenta tidak akan berfungsi dengan optimal jika kepala daerah hanya mempertimbangkan faktor-faktor lain selain keahlian dan integritas.

Asep Endang juga mengungkapkan bahwa ada informasi yang beredar tentang salah satu ASN fungsional yang akan dipromosikan ke posisi struktural di Dinas Pendidikan. Hal ini menjadi peringatan bagi pemerintah untuk lebih memperketat pengawasan. Menurutnya, pengalaman dan kualifikasi harus menjadi prioritias utama dalam pemilihan pejabat, bukan hanya karena hubungan dekat.

Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mengintegrasikan database kepegawaian dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN), sehingga data kinerja, pelatihan, dan integritas ASN dapat dilacak secara sistematis. Ini menunjukkan komitmen serius dalam menerapkan sistem meritokrasi.

Berdasarkan data terbaru, penerapan manajemen talenta di berbagai instansi telah menurunkan tasas subjektivitas dalam pengadaan jabatan hingga 40%. Namun, tantangan utama tetap terletak pada konsistensi pengawasan dan integritas pejabatan di tingkat lokal.

Studi kasus menunjukkan bahwa kota-kota yang menerapkan manajemen talenta dengan disiplin mengalami peningkatan produktivitas hingga 25% dalam waktu tiga tahun. Ini membuktikan bahwa sistem ini tidak hanya efektif dalam mengurangi korupsi, tetapi juga meningkatkan kinerja umum.

Pada intinya, penerapan manajemen talenta ASN bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal komitmen moral dari para pemimpin. Hanya dengan integritas dan pengawasan yang kuat, sistem ini bisa berjalan lancar dan menghasilkan pejabat yang benar-benar berawat profesionalisme. Mari kita panaskan diskusi lebih lanjut tentang bagaimana kita bisa memastikan keadilan dalam pengadaan jabatan di setiap tingkat pemerintahan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan