BGN Menolak Usulan Penggantian Skema MBG dengan Uang Tunai Akibat Kasus Keracunan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menolak gagasannya untuk mengganti program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan bantuan uang tunai. Hal ini dikarenakan skema MBG saat ini telah diatur dengan rinci oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Jika kita beralih ke uang tunai, sudah ada Bantuan Langsung Tunai (BLT). Oleh karena itu, tidak perlu merubah skema yang sudah ada,” ujar Dadan di kantor BGN, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).

Menurut Dadan, program MBG telah menghasilkan dampak ekonomis yang positif. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membeli bahan makanan dari pedagang lokal, sehingga menciptakan permintaan baru dan menggunakan uang di dalam lingkungan setempat.

“Dengan 3.000 orang yang terlibat, ini menggerakan permintaan baru dan memberikan jaminan pembelian. Setiap SPPG turut mendukung kemandirian pangan lokal,” tambah Dadan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP, Charles Honoris, mengkritik keterlambatan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) di SPPG. Dia mengaitkan kasus keracunan di beberapa daerah dengan pelaksanaan SOP yang kurang tepat oleh SPPG.

Charles menyarankan agar BGN menguji metode lain dalam penyediaan makanan bergizi, salah satunya dengan memberikan uang kepada orang tua siswa agar mereka bisa memasak sendiri makanan bergizi untuk anak-anak mereka.

“Bahkan bisa memberikan uang kepada orang tua siswa agar mereka bisa menyediakan makanan sendiri untuk anak-anak,” katanya kepada wartawan, Jumat (19/9/2025), seperti dikutip dari detikFinance.

Pada sisi lain, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyambut baik ide untuk mengubah MBG menjadi uang tunai, namun menegaskan bahwa konsep saat ini, yaitu pemberian makanan langsung kepada siswa di sekolah, masih menjadi pilihan terbaik.

“Ide-ide ada banyak, tapi konsep saat ini yang dijalankan oleh pemerintah dan BGN dianggap paling efektif untuk dilaksanakan,” ucap Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

Usulan pemberian uang tunai muncul setelah terjadi beberapa kasus keracunan siswa penerima MBG. Prasetyo juga menyampaikan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan semua aspirasi terkait program MBG sebagai bahan evaluasi.

“Jika ada catatan, kita akan mengakui dan memperbaikinya,” tutup Prasetyo.

Program MBG memang memiliki peran strategis dalam memastikan gizi siswa, namun kasus keracunan yang terjadi menunjukkan adanya tantangan dalam pelaksanaan. Solusi yang tepat bukan hanya berupa perubahan skema, tetapi perlu adanya pemantauan yang ketat terhadap SOP yang berlaku agar program ini dapat berjalan dengan aman dan efektif. Dengan demikian, MBG dapat terus menjadi program yang berdampak positif bagi kesehatan dan perekonomian masyarakat.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan