Amazfit telah mengalami transformasi menarik dari brand yang awalnya hanya berfokus pada fitness tracker murah menjadi pemain yang seri dalam pasar smartwatch. Nicolas Sutrich, salah satu kontributor Android Central, telah membandingkan kinerja Amazfit Balance 2 dan Garmin Instinct 2X Solar dalam acara Spartan Race yang baru-baru ini diadakan. Hasilnya menunjukkan keduanya memberikan data yang hampir identik, sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa Garmin masih menjadi pilihan favorit meskipun lebih mahal.
Pertama kali diluncurkan pada tahun 2016, Amazfit mulai dengan produk fitness tracker sederhana yang hanya dapat melacak langkah dan pola tidur. Namun, seiring waktu, mereka telah berkembang pesat dengan menyajikan berbagai model smartwatch yang berbeda dalam hal harga dan fitur. Amazfit Balance 2, salah satu produk favorit Sutrich, menawarkan kinerja yang hebat dan desain yang elegan. Namun, Garmin Instinct 2X Solar tetap menjadi pilihan utamanya, terutama untuk kegiatan kebugaran.
Dalam uji coba di Spartan Race, Amazfit menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan oleh keduanya sangat mirip, menunjukkan bahwa Amazfit telah menutup celah dalam hal akurasi pelacakan. Ini merupakan perkembangan positif bagi brand yang dahulu dianggap sebagai pilihan kedua dalam sektor ini.
Harga menjadi salah satu keunggulan utama Amazfit. Garmin dikenal dengan kualitas yang tinggi namun harganya tidak murah, sementara Amazfit terus menawarkan produk yang terjangkau dengan kualitas yang meningkat tanpa mengorbankan harga yang kompetitif. Sebagai contoh, Amazfit Band 7 hanya sepertiga harga Garmin Vivosmart 5, meskipun keduanya merupakan fitness band terbaru dari masing-masing brand. Melalui pembaruan perangkat lunak dan aplikasi Zepp yang lebih modern, Amazfit telah mampu mengatasi beberapa kekurangan pada produk mereka, seperti Amazfit Band 7. Pola yang sama juga terlihat di beberapa produk Amazfit lainnya, di mana mereka menawarkan sekitar 90-95% fitur yang ada di Garmin dengan harga yang hanya sekitar setengahnya.
Selama bertahun-tahun, Amazfit dianggap kurang akurat dalam pelacakan kebugaran dibandingkan Garmin. Walaupun menawarkan lebih banyak jenis latihan (180 pada Amazfit T-Rex 3 Pro dibandingkan sekitar 90 pada Garmin Instinct 2X), akurasi monitor detak jantung Amazfit masih diragukan hingga produk terbaru mereka. Namun, baik Amazfit Balance 2 maupun T-Rex 3 Pro kini telah menunjukkan akurasi detak jantung yang sangat baik, setara dengan smartwatch kebugaran terbaik yang diuji Sutrich. Keduanya telah diuji dalam berbagai aktivitas, termasuk paddleboarding, Spartan Race, dan latihan CrossFit, dengan hasil yang memuaskan.
Namun, Garmin masih memiliki keunggulan dalam beberapa aspek, seperti latihan kekuatan dan angkat beban. Amazfit bisa memberikan detail tentang otot yang digunakan dan melacak repetisi, tetapi Garmin lebih konsisten dalam mengenali jenis latihan secara otomatis. Misalnya, untuk latihan HIIT, Garmin Instinct 2X Solar menampilkan heatmap otot yang membantu pengguna mengerti mengapa bagian tubuh tertentu merasa sakit. Amazfit hanya menawarkan fitur seperti ini untuk latihan kekuatan atau angkat beban. Selain itu, Amazfit juga kurang baik dalam membedakan jenis latihan yang bernuansa. Jika pengguna memilih strength training dan melakukan front squats dengan barbell, Garmin bisa mengenalinya dengan tepat, sementara Amazfit hanya bisa mengenalinya sekitar 30% waktu.
Di sisi aplikasi, Amazfit Zepp lebih unggul dengan antarmuka yang lebih ramah pengguna dibandingkan Garmin Connect. Zepp juga menawarkan fitur tambahan seperti pencatatan makanan berbasis LLM, yang menjadi salah satu fitur terbaik dalam aplikasi workout holistik. Namun, aplikasi Zepp masih memiliki beberapa bug yang frustrasi, dan Amazfit sering membutuhkan waktu lama untuk menangani masalah ini. Dalam kasus Spartan Race, misalnya, Jam tangan Amazfit berhasil menyimpan semua data latihan, tetapi aplikasi Zepp gagal menyinkronkan semuanya. Hal ini menyebabkan data latihan hilang saat diekspor ke quantified-self.io, layanan yang umum digunakan untuk membandingkan data kebugaran smartwatch. Masalahnya, tidak ada cara untuk menyinkronkan data manual dari jam tangan Amazfit atau bahkan mengekspor data langsung dari jam itu sendiri. Aplikasi Zepp biasanya melakukan sinkronisasi otomatis di akhir latihan, tetapi ketika proses ini gagal, tidak ada cara yang nyata untuk memaksanya mengulangi sinkronisasi.
Amazfit terus menunjukkan komitmen dalam menghadirkan produk yang kompetitif, seperti yang terlihat dalam peluncuran smartwatch terbaru mereka. Dengan harga yang lebih terjangkau dan fitur yang hampir setara, Amazfit menjadi alternatif menarik bagi mereka yang ingin memiliki smartwatch kebugaran tanpa harus menghabiskan uang berlebihan. Produk seperti Amazfit GTR 3 Pro dengan penyimpanan dan layar yang lebih besar, atau Amazfit GTS 2 Mini yang menawarkan fitur yang sama dengan harga yang lebih murah, membuktikan strategi Amazfit dalam memenuhi berbagai segmen pasar. Namun, untuk menyamai dominasi Garmin, Amazfit perlu memperbaiki masalah sinkronisasi dan bug perangkat lunak yang masih dialami pengguna. Jika berhasil mengatasi hal ini, mereka tidak mungkin menjadi pesaing serius Garmin di pasar smartwatch kebugaran.
Amazfit telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dan dengan terus fokus pada inovasi serta perbaikan kualitas, mereka memiliki potensi untuk menjadi salah satu pemain utama di industri ini.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Penulis Berpengalaman 5 tahun.