Agrinas Klaim Kelola 1,5 Juta Hektare Lahan Sawit Lewat Swasta

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) telah mengelola perkebunan sawit yang luas, menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Lahan yang diurus perusahaan ini melebihi lahan milik perusahaan raksasa seperti Sinarmas dan Wilmar. Agus Sutomo, Direktur Utama Agrinas, mengungkapkan bahwa perusahaan ini mengelola lahan seluas 1,5 juta hektare, sementara Sinarmas dan Wilmar tidak mencapai 800 ribu hektare.

Selain itu, tidak seluruh lahan Agrinas Palma dapat diolah secara produktif. Dari total lahan tersebut, hanya 509.644 hektare yang menghasilkan manfaat ekonomi. Sebagian besar lahan tersebut, tepatnya 254.822 hektare atau 50%, mengalami kerusakan berat dengan tumbuh-tumbuhan liar yang tidak diatasi. Selain itu, 152.893 hektare (30%) mengalami kerusakan sedang, dan 101.929 hektare (20%) dalam kondisi rusak ringan.

Untuk menanggulangi masalah ini, Agrinas Palma tengah melakukan normalisasi lahan. Pada saat ini, lahan rusak berat telah berkurang menjadi 57.598 hektare (29,7%), sementara lahan rusak sedang menjadi 45.773 hektare (23,6%), dan lahan rusak ringan meningkat menjadi 90.300 hektare (46,6%). Agus menegaskan bahwa biaya normalisasi per hektare mencapai Rp 1,75 juta, dan biaya akan semakin mahal jika kerusakan terus ditinggalkan.

Lahan yang dikelola Agrinas Palma diserahkan oleh pemerintah secara bertahap, dengan rincian tahapan transfer sebagai berikut: tahap I seluas 221.868 hektare, tahap II 216.977 hektare, tahap III 345.786 hektare dan 48.761 hektare, serta tahap IV 674.178 hektare.

Data terbaru menunjukkan bahwa sektor perkebunan sawit di Indonesia terus mengalami pertumbuhan, namun perlu adanya perbaikan lahan untuk menjamin kelestarian ekonomi dan lingkungan. Studi kasus pada perkebunan sawit besar di negara lain juga menunjukkan bahwa normalisasi lahan dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri.

Selain itu, infografis tentang manajemen lahan perkebunan dapat memberikan gambaran visual tentang tantangan dan upaya penanganan kerusakan lahan. Dengan demikian, industri sawit di Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang dengan bijak jika manajemen lahan ditingkatkan.

Pembangunan industri perkebunan sawit di Indonesia memang memiliki potensi besar, tetapi harus didukung dengan strategi yang tepat. Normalisasi lahan bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dengan upaya serius, sektor ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan