Serangan Udara di Perbatasan Pakistan Menewaskan 23 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Serangan udara terjadi di wilayah perbatasan Pakistan, mengakibatkan korban jiwa yang signifikan. Berdasarkan laporan AFP pada Senin, 22 September 2025, pihak oposisi mengaitkan insiden ini dengan operasi militer yang dilakukan untuk menindaklanjuti teroris. Namun, pihak berwenang belum resmi mengkonfirmasi keterlibatan secara langsung.

Militan Taliban Pakistan (TTP) telah memperkuat kegiatan kekerasan mereka di wilayah pegunungan Provinsi Khyber Pakhtunkwa, yang langsung berbatasan dengan Afghanistan. Hal ini telah menimbulkan ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut.

Keterangan dari seorang anggota parlemen oposisi, Iqbal Afridi, menyatakan bahwa pesawat milik pasukan keamanan adalah pelaku penembakan yang menewaskan 23 jiwa. Pernyataan ini dilaporkan oleh AFP. Selain itu, Sohail Khan Afridi, anggota parlemen provinsi, juga menyalahkan militer Pakistan. Menurutnya, serangan ini menargetkan warga sipil yang tidak bersenjata.

Sementara itu, seorang perwira polisi senior di kota Tirah mengungkapkan bahwa di antara korban terdapat tujuh wanita dan empat anak. Meski begitu, ia tak mampu mengungkap pihak yang sebenarnya bertanggung jawab atas serangan itu. Perwira yang tidak ingin disebutkan namanya menambahkan bahwa jet tempur mengebom empat rumah, yang seluruhnya hancur.

Tirah, lokasi kejadian, merupakan daerah yang terkenal sebagai basis operasi TTP, tepatnya di dekat perbatasan Pakistan-Afghanistan. Dalam waktu beberapa bulan terakhir, beberapa serangan terhadap pasukan keamanan telah terjadi di wilayah ini. Analisis dari petugas keamanan di Peshawar menunjukkan bahwa terdapat puluhan tempat persembunyian TTP di daerah tempat para militan hidup bersama keluarga mereka.

Pada sore Senin, sekitar 2.000 orang berdemonstrasi untuk menolak serangan yang mengakibatkan banyak korban. Para demonstran menuntut penjelasan yang jelas tentang insiden ini.

Iqbal dan Sohail merupakan anggota partai mantan perdana menteri Pakistan, Imran Khan.

Sementara itu, sumber terbaru menunjukkan bahwa serangan seperti ini sering terjadi di wilayah perbatasan yang tidak stabil. Data dari organisasi hak asasi manusia menunjukkan peningkatan kasus kekerasan terhadap warga sipil di kawasan ini. Studi kasus yang dilakukan oleh lembaga riset internasional juga menunjukkan bahwa ketidakstabilan di perbatasan ini dipengaruhi oleh konflik yang berkepanjangan antara milisi lokal dan pasukan keamanan.

Peningkatan kegiatan militan di wilayah tersebut menjadi ancaman serius bagi keamanan regional. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa serangan udara sering menimbulkan korban sipil tidak sengaja, yang menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Keadaan ini memerlukan upaya diplomasi yang lebih baik antara Pakistan dan Afghanistan untuk mengatasi masalah ini.

Para ahli keamanan mendorong pemerintah untuk lebih transparan dalam memberikan informasi kepada masyarakat, agar dapat dibangun kepercayaan dan kedamaian yang lebih baik. Lebih dari itu, perlunya kerjasama internasional untuk membendung aktivitas militan yang terus berlarut-larut.

Keadaan di perbatasan Pakistan-Afrikaistan memang tidak mudah. Namun, dengan upaya yang serius dan kolaborasi yang baik, kemungkinan besar situasi ini dapat segera teratasi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan