Serangan Siber Menyebabkan Gangguan Besar di Bandara Eropa

Serangan siber yang menargetkan beberapa bandara di Eropa berhasil menggangu operasional layanan penerbangan secara signifikan. Sebagai akibatnya, terjadi penumpukan penumpang, beberapa penerbangan dibatalkan, dan sistem check-in manual harus diaplikasikan. Berdasarkan laporan Reuters pada Minggu, 21 September 2025, serangan ini memengaruhi sistem check-in dan boarding yang merupakan inti operasional bandara.

Insiden tersebut dimulai pada hari Sabtu dan berlanjut hingga hari Minggu. Perhatian utama berada pada perangkat lunak MUSE yang dikembangkan oleh Collins Aerospace, sebuah perusahaan yang menyediakan sistem keberoperasian bagi berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia.

“Dampak serangan ini secara khusus terasa pada check-in elektronik dan proses pengiriman bagasi, namun dapat diatasi melalui pengoperasian check-in secara manual,” demikian pernyataan resmi dari RTX, perusahaan induk Collins Aerospace. RTX juga menyatakan upaya penuh mereka untuk memperbaiki masalah ini secepat mungkin. Namun, mereka tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang siapa yang mungkin berada di balik serangan ini.

Beberapa bandara besar yang terdampak adalah Bandara Heathrow di Inggris, Brussels di Belgia, dan Berlin di Jerman. Beberapa jam kemudian, Bandara Dublin dan Cork di Irlandia juga melaporkan gangguan kecil.

Pada hari Minggu, beberapa bandara mulai mengembalikkan operasional mereka setelah serangan siber. Bandara London Heathrow, misalnya, sedang mengelola aliran penumpang dan bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk memulihkan sistem. Bandara Dublin menyatakan bahwa operasional mereka akan berjalan normal sepanjang hari Minggu. Bandara Brussels, di sisi lain, melaporkan bahwa hampir seperlima dari jadwal keberangkatan harus dibatalkan, dengan penundaan yang diperkirakan antara 30 hingga 90 menit.

Penyebab serangan ini masih dalam penyelidikan, namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda serangan yang meluas atau parah, menurut juru bicara Komisi Eropa. Salah satu hal yang pasti, insiden ini menegaskan betapa pentingnya keamanan siber dalam mengoperasikan fasilitas transportasi critical seperti bandara.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa serangan siber terhadap infrastruktur kritis seperti bandara semakin menjadi tren global, dengan peningkatan yang signifikan dalam frekuensi dan keahlian serangan. Studi kasus di Eropa menunjukkan bahwa banyak perusahaan telah meningkatkan investasi dalam keamanan siber, namun serangan seperti ini tetap menimbulkan tantangan yang besar.

Analisis unik dan simplifikasi: Serangan siber terhadap bandara tidak hanya mengganggu operasional, tetapi juga dapat memiliki dampak ekonomi yang besar. Penumpang yang terganggu, maskapai yang kehilangan kepercayaan, dan potensi kerugian finansial menjadi isu yang perlu ditangani dengan serius. Solusi jangka panjang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan maskapai penerbangan untuk membangun sistem yang lebih tangguh.

Kesimpulan: Insiden ini mengingatkan kita bahwa keamanan siber bukan sekadar masalah teknis, tetapi merupakan tantangan strategis bagi dunia transportasi modern. Investasi dalam keamanan harus menjadi prioritas, bukan sekadar respons terhadap serangan, tetapi bagian integral dari rencana operasional. Mari kita semuanya sadar akan risiko dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan solusi yang lebih maju dan kolaboratif.

Baca juga Berita lainnya di News Page