Menteri Kesehatan Sebuah 4.711 Orang Penderita Gangguan Pencernaan Akibat Makan Makanan Beku dan Segar

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, telah memberitahu bahwa sebanyak 4.711 orang penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalami masalah kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang disediakan. Sebagai catatan, program ini telah menyajikan sekitar 1 miliar porsi makanan untuk penerima manfaatnya.

Dadan menjelaskan bahwa kasus tersebut terjadi antara 6 Januari hingga 22 September 2025, dan mayoritas korban adalah anak-anak. Sedangkan ibu hamil dan balita tidak terpengaruh oleh masalah ini. Berdasarkan data, wilayah II paling banyak mengalami kasus dengan 2.606 orang, diikuti wilayah I sebanyak 1.281 orang, dan wilayah III sebanyak 824 orang.

Dalam jumpa pers di Kantor BGN, Jakarta, Senin (22/9/2025), Dadan menyatakan, “Total catatan kami mencatat 4.700 an porsi makan yang menyebabkan gangguan kesehatan. Namun, BGN sudah menyediakan 1 miliar porsi makanan.”

Dadan juga menyatakan kesedihannya terhadap insiden ini. Ia menjelaskan bahwa pelayanan SPPG yang menyebabkan gangguan pencernaan akan dihentikan sementara hingga masalahnya selesai ditangani. Sebagai upaya pencegahan, Dadan menggarisbawahi bahwa pengawasan akan diperketat. Misalnya, bagi SPPG baru, distribusi awal akan terbatas pada beberapa sekolah terlebih dahulu sebelum diperluas.

Untuk SPPG yang sudah beroperasi lama, Dadan menegaskan pentingnya seleksi supplier yang hati-hati. “Mengganti supplier harus melalui proses yang teliti, karena supplier baru bisa memiliki dampak berbahaya jika tidak aman,” ujarnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa program Makan Bergizi Gratis telah memberikan dampak signifikan pada gizi anak-anak di berbagai wilayah. Namun, insiden tersebut menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan standar keamanan dan kualitas makanan yang disediakan. Studi kasus di wilayah II yang mengalami kasus terbanyak dapat menjadi contoh untuk evaluasi lebih lanjut.

Peningkatan pengawasan dan kebijakan distribusi gradual bagi SPPG baru adalah langkah bijak untuk meminimalkan risiko. Selanjutnya, penerapan standar keamanan makanan yang lebih ketat diharapkan dapat mengurangi insiden serupa di masa depan.

Kesalahan dalam pemilihan supplier harus dihindari dengan tegas, karena kualitas makanan langsung mempengaruhi kesehatan penerima manfaat. Program ini bukan hanya tentang jumlah porsi, tetapi juga tentang kualitas dan keamanan makanan yang disajikan.

Masyarakat diharapkan terus berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan dan laporan jika terjadi masalah terkait program MBG. Kerjasama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat adalah kunci untuk menjaga program ini berjalan secara optimal dan aman.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan