Meta telah secara resmi merilis kacamata pintar AI Meta Ray-Ban Display sebagai upaya untuk mengalahkan dominasi Apple dan Android di dunia perangkat wearable. Produk ini dilengkapi dengan fitur kecerdasan buatan dan dijadikan solusi untuk mengurangi penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari.
Kegagalan metaverse tak mengubahkan ambisi Meta untuk mengembangkan teknologi wearable, dan peluncuran kacamata pintar ini diumumkan di Meta Connect 2025 oleh Mark Zuckerberg. CEO Meta mengemukakan bahwa perangkat ini bertujuan untuk mengurangi tergantungan masyarakat terhadap smartphone, yang seringkali menurunkan kualitas interaksi sosial.
Meta Ray-Ban Display hadir dengan desain klasik Ray-Ban dan layar Heads-Up Display (HUD) berwarna penuh, menghadirkan pengalaman digital dan fisik yang natural. Kacamata pintar ini dapat menampilkan notifikasi, pesan, navigasi, dan terjemahan langsung tanpa harus memegang smartphone.
Fitur utama perangkat ini adalah gelang Neural Band yang mendeteksi gerakan otot-otak (EMG) untuk memungkinkan pengguna mengetik di udara dengan kecepatan 30 kata per menit, hampir sama dengan mengetik di layar smartphone. Teknologi EMG juga membuat perangkat ramah difabel dengan deteksi gerakan yang akurat.
Produk ini hadir dalam tiga ukuran dan memiliki ketahanan air IPX7. Penggunanya bisa mengakses aplikasi Meta seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook langsung di lensa, menerima panggilan video, mengatur musik, serta menampilkan subtitle dan terjemahan real-time. Navigasi pejalan kaki juga bisa dipantau tanpa harus membuka peta di ponsel, dengan kontrol yang mudah melalui gerakan jari dan sentuhan minimal.
Meta Ray-Ban Display dijual dengan harga US$799 atau setara Rp13 jutaan, dan akan tersedia di Amerika Serikat mulai 30 September 2025. Produk ini merupakan langkah strategis Meta setelah investasi sebesar US$70 miliar dalam teknologi wearable sejak 2020, sebagai upaya untuk mempopulerkan era tanpa smartphone.
Peluncuran kacamata pintar ini juga berlatar belakang persaingan di pasar yang semakin tinggi dengan produk serupa. Sebelumnya, beberapa perusahaan telah mencoba memasuki segmen kacamata pintar, seperti Halo X dengan teknologi rekaman percakapan AI dan Baidu dengan kacamata pintar tanpa layar yang terinspirasi dari Google Glass. Kehadiran Meta Ray-Ban Display berpotensi mengubah lanskap perangkat mobile, terutama dengan perkembangan teknologi ponsel lipat.
Dengan layar yang memiliki kecerahan hingga 5.000 nits, Meta Ray-Ban Display bukan hanya aksesori fashion, tetapi juga perangkat komputasi lengkap. Produk ini membuka babak baru dalam evolusi wearable, mungkin menjadi awal tren baru di mana dunia digital diakses melalui kacamata pintar, menggeser penggunaan smartphone.
Kacamata pintar ini bukan hanya sekadar alat teknologi, tetapi juga simbol transformasi dalam cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Dengan integrasi fitur AI yang canggih, Meta Ray-Ban Display tidak hanya menawarkan praktisitas, tetapi juga pengalaman yang lebih imersif dan inklusif. Era tanpa smartphone mungkin sudah mulai terlihat lebih dekat, dan kacamata pintar justru menjadi jembatan penting bagi perkembangan teknologi masa depan.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Penulis Berpengalaman 5 tahun.