Atap Teras Kantor Pemerintah Ambruk, Tewaskan 3 Warga di Brebes

Di Kabupaten Brebes, atap teras Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) runtuh dan menimpa tiga pekerja. Salah satu dari mereka, Juswanto, mengalami cedera tangan kiri hingga tertimpa beton selama hampir 60 menit. Insiden ini terjadi pada hari Minggu (21 September) sore. Tiga korban identitasnya adalah Juswanto (39 tahun), Abdullah (35 tahun), dan seorang warga lainnya yang sudah diperbolehkan pulang karena luka ringan.

Juswanto menceritakan bahwa saat kejadian, dia bersama rekan-rekannya sedang memasang struktur penguatan konstruksi. Tiba-tiba, atap teras yang sedang dipekerjakan runtuh, menimpa tangannya. “Saya baru saja sedang mengangkat besi, kemudian tiba-tiba teras ambruk. Tanganku tertimpa atap yang baru cor,” ujarnya dalam wawancara dengan detikJateng, Senin (22 September 2025).

Tangan korban tersebut terjepit di bawah beton dan besi selama sekitar satu jam sebelum dapat dikeluarkan setelah beton dipotong dengan peralatan khusus. “Tangan saya kejepit, tidak bisa digerakkan hampir satu jam,” terang Juswanto. Dua dari tiga korban masih dirawat di rumah sakit karena luka serius, sementara satu orang sudah diperbolehkan pulang dengan kondisi hanya mengalami luka minor.

Kejadian ini mengingatkan betapa pentingnya pengawasan ketat terhadap kebersihan dan keamanan di lokasi konstruksi, terutama pada bangunan pemerintah yang harus menjaga standar keamanan bagi para pekerja. Insiden runtuhnya teras ini juga menunjukkan risiko yang tinggi dalam pekerjaan konstruksi, yang memerlukan perhatian khusus dalam mendesain dan mengawasi proses pembangunan.

Setiap tahun, banyak pekerja konstruksi di seluruh dunia mengalami cedera serius akibat kebisingan lokasi kerja yang tidak aman atau kriteria keamanan yang tidak memadai. Menurut data dari Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (ILO), sekitar 60.000 pekerja tewas akibat kecelakaan kerja setiap tahunnya, dengan sektor konstruksi menjadi salah satu yang paling berisiko. Di Indonesia, jumlah kecelakaan kerja juga terus meningkat, terutama di proyek infrastruktur besar.

Studi kasus menunjukkan bahwa penggunaan bahan-bahan berkualitas rendah atau desain struktural yang tidak tepat sering menjadi penyebab utama insiden di proyek konstruksi. Hal ini dapat dihindari dengan menjalankan inspeksi rutin, menggunakan peralatan pengaman yang memadai, dan memberikan pelatihan keamanan yang komprehensif kepada pekerja. Pemerintah juga dapat meningkatkan standar kebersihan dan keamanan di tempat kerja dengan menegakkan peraturan yang lebih ketat dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggaran.

Insiden seperti ini harus menjadi pemberitahuan bagi semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi untuk menjaga keamanan dan kesehatan pekerja. Investasi dalam kebersihan dan keamanan tidak hanya akan mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan yang dilakukan. Pemerintah dan perusahaan konstruksi harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi semua pihak.

Setiap langkah yang diambil untuk meningkatkan kebersihan dan keamanan di tempat kerja adalah investasi untuk masa depan. Pekerja konstruksi adalah kolom tulang punggung pembangunan, dan mereka berhak bekerja dalam kondisi yang aman dan terjamin. Hakikatnya, keamanan di tempat kerja bukan hanya tentang mematuhi peraturan, tetapi juga tentang menghargai nyawa dan kesehatan setiap individu yang berperan dalam menggerakkan pembangunan. Biarkan kejadian ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk selalu prioritaskan kebersihan dan keamanan di tempat kerja.

Baca juga Berita lainnya di News Page