Pada Sabtu (20/9/2025), Mohamed al-Mughayir, pejabat dari Badan Pertahanan Sipil Gaza yang berada di bawah otoritas Hamas, mengungkapkan bahwa sekitar 450.000 warga Palestina telah pindah ke selatan sejak Israel melancarkan serangan militer di Kota Gaza pada awal bulan Agustus. Data ini disampaikan melalui kantor berita AFP.
Angka tersebut sedikit berbeda dengan perkiraan militer Israel, yang menyatakan bahwa sekitar 480.000 warga telah meninggalkan Kota Gaza. Ini terjadi setelah Israel meminta penduduk setempat untuk mengungsi akibat intensitas serangan darat yang meningkat.
Hari sebelumnya, tepatnya pada Jumat (19/9), militer Israel mengingatkan akan melakukan operasi besar-besaran dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kota Gaza. Mereka juga mengajak warga untuk pindah ke selatan sementara serangan darat terus berlanjut.
Militer Israel juga mengklaim bahwa operasi mereka telah mengalahkan lebih dari 10 anggota Hamas dalam satu hari terakhir, serta menghancurkan banyak tempat yang digunakan oleh kelompok militan. Di selatan Gaza, pasukan Israel juga terbukti beraksi di Khan Younis dan Rafah, menewaskan beberapa anggota Hamas dan menghancurkan puluhan lokasi strategis.
Sementara itu, otoritas kesehatan lokal yang dikendalikan Hamas melaporkan minimal 22 korban jiwa akibat serangan Israel dalam jangka waktu terbaru. Namun, angka ini belum terverifikasi secara independen dan tidak membedakan antara militan dengan warga sipil.
Dalam pengembangan, militer Israel telah menutup Jalan Salah al-Din, salah satu rute evakuasi utama bagi warga Kota Gaza menuju selatan. Sekarang, warga hanya dapat mengungsi melalui jalan pesisir Rashid.
Dari sini, terlihat betapa intensitas konflik yang terjadi di Gaza terus berlangsung dengan korban jiwa yang terus bertambah dan situasi evakuasi yang semakin sulit. Hal ini membutuhkan perhatian global yang lebih untuk mencari solusi damai yang segera.
Data riset terbaru menunjukan bahwa konflik di Gaza telah menimbulkan dampak humaniter yang parah, dengan lebih dari 65.000 korban jiwa sejak awal serangan. Selain itu, evakuasi massa ini juga menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin mendalam, dengan ribuan warga yang kehilangan rumah dan akses ke fasilitas dasar.
Studi kasus yang dilakukan oleh organisasi kemanusiaan menunjukkan bahwa banyak keluarga yang terpisah akibat evakuasi ini, sementara yang lain harus menghadapi kondisi hidup yang tidak layak di tempat pengungsian. Situasi ini membutuhkan tanggapan cepat dari komunitas internasional untuk memberikan bantuan dan mendukung upaya perdamaian.
Dalam menghadapi ketidakpastian yang tertinggal, setiap langkah yang dilakukan untuk mempercepat penghentian kekerasan akan menjadi langkah berani yang dapat mengubah nasib warga Gaza. Persatuan, solidaritas, dan tindakan konkrit adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi mereka yang terpengaruh.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.