Negara menawarkan subsidi hingga Rp 55 juta untuk warganya yang ingin memiliki anak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Taiwan sedang menghadapi krisis demografi akibat rendahnya angka kelahiran. Sebagai upaya penangulangan, pemerintah setempat telah meluncurkan program bantuan keuangan bagi keluarga yang memiliki anak.

Menurut Al Jazeera, Minggu (21/9/2025), kabinet Taiwan baru saja menyetujui pemberian bantuan tunai standar untuk setiap kelahiran bayi. Selain itu, pemerintah juga menaikkan subsidi untuk biaya perawatan infertilitas.

Dalam skema terbaru ini, setiap keluarga akan menerima sekitar US$ 3.320 atau sekitar Rp 55,11 juta untuk satu bayi yang dilahirkan. Jika kelahiran berupa kembar, jumlah bantuan dapat mencapai hampir US$ 7.000 atau Rp 116,20 juta.

Sebelumnya, sistem yang berlaku hanya memberikan dukungan sekitar US$ 1.300-2.300 per anak, bergantung pada status pekerjaan keluarga. Langkah ini diambil untuk menanggapi tantangan demografi yang sedang dihadapi.

Taiwan secara resmi masuk dalam kategori “super-aged society” pada 2025, ketika lebih dari 20% penduduknya berusia 65 tahun ke atas. Selain itu, negara ini juga memiliki tingkat kelahiran yang termasuk terendah di dunia.

Pada 2022, angka kelahiran total telah turun jauh di bawah angka 2,1 anak per perempuan, yang dianggap sebagai tingkat penggantian penduduk. Tren penurunan ini telah berlangsung selama sembilan tahun berturut-turut hingga 2024, menurut data Kementerian Dalam Negeri Taiwan.

Untuk pasangan yang mengalami masalah kesuburan, pemerintah telah memperluas jangkauan bantuan. Perempuan di bawah umur 39 tahun akan mendapatkan subsidi hingga enam kali percobaan IVF, sedangkan mereka yang berumur 39 hingga 45 tahun akan mendapatkan subsidi untuk tiga kali percobaan.

Rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah juga berhak menerima dukungan hingga US$ 5.000 untuk setiap percobaan. Kebijakan ini diperkirakan dapat membantu lebih dari 120.000 keluarga.

Inisiatif Taiwan ini tidak jauh berbeda dengan kebijakan serupa yang sudah ada di beberapa negara lain. Di Hong Kong, misalnya, orang tua menerima lebih dari US$ 2.500 untuk setiap kelahiran, sementara di Korea Selatan, pasangan yang memiliki dua anak atau lebih dapat mendapatkan bantuan lebih dari US$ 2.200.

Ketika populasi menua dan angka kelahiran terus menurun, upaya pemerintah untuk mendorong kebijakan keluarga ramah anak menjadi salah satu solusi krusial. Dengan bantuan keuangan yang lebih besar, diharapkan lebih banyak pasangan akan merasa terinspirasi untuk mendirikan keluarga dan meningkatkan angka kelahiran.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan