Palestina Kecewa dengan Blokir AS atas Rencana Gencatan Senjata di Gaza oleh Dewan Keamanan PBB

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Otoritas Palestina mengungkapkan kesedihan dan kekecewaan akibat veto Amerika Serikat (AS) terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai gencatan senjata di Gaza. Palestina menyatakan bahwa tindakan AS ini akan memperparah situasi dan mendorong Israel untuk terus melakukan kejahatan di wilayah tersebut.

Menurut juru bicara kantor kepresidenan Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh, pemerintah AS telah kembali menolak resolusi yang meminta gencatan senjata, meskipun semua anggota Dewan Keamanan menyetujuinya. Hal ini terjadi setelah voting pada Kamis (18/9), di mana 14 negara anggota mendukung resolusi yang meminta gencatan senjata segera tanpa kondisi di Gaza, serta pencabutan pembatasan bantuan ke daerah tersebut.

Draf resolusi tersebut juga menuntut pembebasan segera serta tanpa syarat semua tebusan yang masih ditahan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza. AS, sebagai satu-satunya anggota yang tidak mendukung resolusi, telah menggunakan hak veto keenam kalinya dalam beberapa bulan terakhir terkait perang Gaza yang telah berkecamuk selama hampir dua tahun.

Abu Rudeineh menegaskan bahwa resolusi PBB tersebut secara eksplisit menyerukan gencatan senjata dan akhir dari genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina. Dia juga menyoroti bahwa veto AS hanya akan memungkinkan Israel untuk melanjutkan kekejaman terhadap warga Palestina, melanggar hukum dan legitimasi internasional.

Selanjutnya, Abu Rudeineh mendesak Washington untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka agar hukum internasional dapat diberlaku. Draf resolusi juga mengungkapkan keprihatinan terhadap perluasan operasi militer Israel di Gaza yang menyebabkan penderitaan warga sipil semakin parah. Abu Rudeineh juga mengingatkan Israel untuk tidak melanjutkan operasi militer di wilayah tersebut dan menolak perubahan demografis atau teritorial apa pun di Gaza.

Seiring dengan situasi yang semakin genting, Palestina terus berusaha untuk mendorong damai dan meminta dunia untuk tidak mengabaikan penderitaan rakyat Palestina. Keadaan di Gaza membutuhkan tindakan segera dari komunitas internasional untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan menyelamatkan jiwa yang masih tersisa.

Data Riset Terbaru
Sejak perang antara Israel dan Hamas pecah, lebih dari 40.000 orang dilaporkan telah meninggal dunia, dengan sebagian besar korban adalah warga sipil. Pengungsi mencapai angka yang mengerikan, dengan ratusan ribu orang kehilangan rumah dan kehidupan normal mereka. Organisasi kemanusiaan terus menyeru agar bantuan segera dikirim dan gencatan senjata dijalankan untuk menghentikan kebrutalan yang telah berlangsung terlalu lama.

Analisis Unik dan Simplifikasi
Krisis Gaza menuntut solusi diplomatik yang kuat dari komunitas internasional. Veto berulang Amerika Serikat terhadap upaya gencatan senjata menunjukkan ketidaksetaraan politik yang mengakibatkan penderitaan berkelanjutan. Dunia harus bergerak lebih cepat untuk memastikan keadilan dan damai bagi rakyat Palestina, karena setiap hari yang berlalu hanya menambah korban jiwa dan kekacauan di wilayah tersebut.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan