Kasus Keracunan Berulang Usai Makan MBG

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), telah memberikan komentar terkait kasus keracunan yang berkali-kali terjadi setelah konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Pada peristiwa terbaru, lebih dari 250 siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, mengalami keracunan setelah menikmati menu MBG.

Dr Piprim mengapresiasi program MBG secara keseluruhan. Program ini bertujuan memastikan anak sekolah mendapatkan pangan yang memadai untuk kebutuhan gizi mereka. Namun, ia menegaskan bahwa program ini memerlukan pengawasan yang lebih ketat.

Dalam menghadapi proses persiapan makanan MBG, dr Piprim menekankan pentingnya memastikan keamanan pangan. “Contohnya, makanan ini disiapkan pada pagi hari karena diberikan di jam sekolah. Bagaimana cara memastikan makanan tetap aman dan memenuhi standar keamanan pangan saat sampai di anak-anak?” ujarnya saat dihubungi di Jakarta Timur, Sabtu (20/9/2025).

Program MBG tidak hanya tentang beragamnya pangan yang disajikan, namun juga harus memenuhi aspek nutrisi dan keamanan pangan. “Ini bukan hanya soal membagikan makanan, tetapi juga memastikan nutrisi yang diberikan cukup dan standar keamanan pangan terpenuhi. Jangan sampai ada korban keracunan lagi di anak-anak sekolah,” tambahkan dr Piprim.

Untuk meningkatkan kualitas program MBG, dr Piprim mendorong kerja sama antara pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua. Ia juga menegaskan pentingnya mendengarkan masukan dari anak-anak yang menerima MBG agar program ini berjalan dengan baik.

MBG merupakan program yang penting. Namun, agar program tersebut berhasil, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak. Dengan demikian, tujuan pemerintah dalam menyediakan MBG dapat tercapai dengan menyeluruh.

Data Riset Terbaru:
Menurut studi terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), program pemberian makanan sehat di sekolah dapat meningkatkan kinerja akademik anak sebesar 15%. Namun, apabila tidak diatur dengan baik, risiko keracunan pangan dapat menurunkan produktivitas anak hingga 30%.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Program MBG dapat menghadapi tantangan dalam hal manajemen keamanan pangan. Kebanyakan kasus keracunan terjadi karena prosedur penyajian yang tidak tepat. Sebagai solusi, dapat diterapkan sistem monitoring yang lebih ketat, termasuk pelatihan khusus bagi petugas pembuat makanan.

Kesimpulan:
Keterlibatan semua pihak dalam mengawasi program MBG menjadi kunci agar anak-anak bisa menikmati makanan yang sehat dan aman. Mari berpartisipasi aktif untuk menjaga kualitas MBG, karena masa depan anak-anak adalah prioritas utama.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan