Fenomena job hugging yang semakin populer dapat menjadi solusi untuk crédito sebesar Rp 200 triliun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah terus berupaya mengatasi fenomena “job hugging” dengan mengalokasikan dana sebesar Rp 200 triliun dari kas negara yang akan dialurkan melalui himpunan bank negara. Selain itu, kebijakan fiscal yang difokuskan pada penurunan pajak oleh Kementerian Keuangan juga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang kemudian berdampak positif pada pasar kerja.

Tadjuddin Noer Effendi, ahli ketenagakerjaan dan Guru Besar Fisipol Universitas Gadjah Mada, menyatakan bahwa langkah tersebut dapat membantu mengurangi gejala pekerja yang “memeluk” pekerjaan mereka. “Kebijakan baru dari Menteri Keuangan yang menginvestasikan Rp 200 triliun untuk kredit perusahaan dan reformasi pajak seharusnya bisa merangsang perubahannya pada situasi ekonomi dan pasar kerja,” ungkapnya kepada Thecuy.com pada Sabtu, 20 September 2025.

Jika diimplementasikan dengan baik, fenomena ini bisa berkurang bahkan hilang. “Ada kemungkinan besar fenomena job hugging akan berkurang atau bahkan dapat diatasi,” tetapinya.

Dengan dukungan kredit dari pemerintah kepada bank-bank negara, Tadjuddin menambahkan bahwa peluang pekerjaan baru akan muncul. Hal ini memberi kesempatan bagi pekerja untuk mengubah pekerjaan mereka menjadi yang lebih menguntungkan. “Ketika peluang pekerjaan baru muncul, mereka memiliki pilihan untuk pindah ke pekerjaan yang lebih memenuhi kebutuhan hidup mereka,” katanya.

Menurut dia, program pemerintah saat ini, yang menggunakan pendekatan moneter dengan memberikan kredit kepada perusahaan yang sedang kesulitan, akan menjadi kunci untuk mengatasi job hugging.

Seperti yang terlihat dalam studi kasus di beberapa negara maju, kebijakan stimulasi ekonomi dengan penurunan pajak dan kredit perusahaan menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan mobilitas pekerja. Misalnya, di Jerman, program kredit untuk MSMEs berhasil menurunkan angka job hugging dari 30% menjadi 15% dalam waktu dua tahun.

Insight yang menarik dari analisis ini adalah bahwa pendekatan seperti ini tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga memberikan kebebasan kepada pekerja untuk mencari pekerjaan yang lebih cocok dengan kemampuan dan keinginan mereka. Ini juga menegaskan bahwa kebijakan yang tepat dapat menjadi katalisator perubahan yang positif dalam pasar kerja.

Dengan langkah-langkah yang tepat, transformasi pasar kerja tidak hanya mungkin tetapi juga dapat menjadi realitas. Ketika ekonomi berkembang dan peluang pekerjaan bertambah, pekerja akan memiliki kebebasan untuk berkembang dan meraih potensi penuh mereka. Mari dukung dan ikut serta dalam perbaikan pasar kerja untuk masa depan yang lebih cerah.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan