Dua Pekerja Freeport Terjebak di Dalam Tambang Ditemukan Meninggal

PT Freeport Indonesia telah mengkonfirmasi penemuan dua pekerja yang terkubur akibat longsoran material di Grasberg Block Cave, Mimika, Papua Tengah. Sayangnya, saat upaya evakuasi pada Sabtu, 20 September 2025 pukul 08.45 WIT, keduanya ditemukan dalam keadaan sudah tidak selamat.

Menurut VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, tim penyelamat bawah tanah berhasil mengangkat jenazah kedua korban yang diduga identik dengan karyawan mereka yang terkena dampak longsoran material basah di lokasi tersebut. Identifikasi resmi akan dilakukan bersama kepolisian.

Katri juga memaparkan kesedihan perusahaan terhadap keluarga korban dan menjamin dukungan penuh untuk mereka. Usaha pencarian dan penyelamatan bagi empat pekerja lainnya terus berlangsung dengan optimisme dan sumber daya yang maksimal.

Dalam insiden ini, total tujuh orang terkubur akibat longsoran di tambang bawah tanah. Kondisi area yang sempit dan basah membuat tim menggunakan berbagai peralatan, mulai dari alat berat hingga drone, untuk mencapai tempat sulit.

Terkait insiden ini, PT Freeport telah memberikan dukungan penuh untuk keluarga korban dan terus berusaha menyelamatkan pekerja lainnya yang masih terjebak. Tim penyelamat bekerja dengan keras untuk memastikan keselamatan semua orang yang terlibat.

Sebagai tambahan, data terbaru menunjukkan bahwa longsoran material di tambang bawah tanah menjadi salah satu risiko terbesar di sektor pertambangan. Penyelamatan dalam kondisi semacam ini memerlukan koordinasi yang sangat tinggi dan peralatan khusus.

Studi kasus yang dilakukan oleh badan pertambangan internasional menunjukkan bahwa lebih dari 60% kecelakaan fatal di tambang bawah tanah terjadi akibat longsoran material. Hal ini menegaskan pentingnya implementasi protkol keselamatan yang ketat.

Pertambangan bawah tanah seringkali menghadapi tantangan teknis dan situasional yang kompleks. Keselamatan pekerja harus menjadi prioritas utama, termasuk dengan melakukan pemantauan teratur dan perawatan terhadap struktur tambang.

Dalam menghadapi kasus seperti ini, kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan komunitas lokal menjadi kunci untuk menangani dengan bijak dan memberikan dukungan yang optimal bagi korban.

Sementara itu, analisis terkini menunjukkan bahwa teknologi drone semakin populer dalam operasi penyelamatan di tambang bawah tanah. Kecepatan dan ketepatannya dalam mengakses area sulit memberikan kontribusi besar dalam upaya pencarian dan evakuasi.

Untuk masa depan, perusahaan tambang diperlukan untuk terus meningkatkan investasi dalam teknologi keselamatan dan pelatihan kerja untuk para petambang. Hal ini tidak hanya untuk mencegah insiden serupa, tetapi juga untuk menjamin produktivitas dan lingkungan kerja yang aman.

Dalam menghadapi tantangan ini, semangat kerjasama dan komitmen terhadap keselamatan harus menjadi pilar utama. Setiap kehilangan nyawa adalah pengingat berat bahwa industri pertambangan harus terus berinovasi untuk menjamin keselamatan pekerja.

Dengan demikian, usaha penyelamatan dan pendukungan bagi keluarga korban harus terus dioptimalkan. Setiap langkah yang dilakukan harus diarahkan untuk mencegah insiden serupa di masa depan dan menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas pertambangan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page