Dari Jakarta, informasi menunjukkan bahwa deklarasi DPW PPP Banten yang mengusung Agus Suparmanto sebagai calon Ketua Umum partai tersebut tidak diwakili oleh seluruh DPC. Beberapa DPC penting, seperti Kota Serang, Pandeglang, dan Lebak, memilih untuk absen dan menegaskan mereka tetap setia mendukung Muhamad Mardiono.
Ketua DPC PPP Kota Serang, Uhen Zuhaeni HZ, menjelaskan bahwa kehadiran mereka tidak diwakili dalam deklarasi tersebut. Menurutnya, mereka tidak mengenal calon baru tersebut dengan baik dan informasi tentang Agus Suparmanto belum diungkapkan dengan jelas. “Kami tetap berpihak pada Mardiono,” katanya, Sabtu, 20 September 2025.
Uhen menambahkan bahwa dukungan kepada Mardiono didasarkan pada pengabdian dan kontribusi yang telah dilakukan selama ini. “Beliau telah memimpin partai dengan penuh dedikasi, mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran. Itu yang menjadi alasan kami mendukungnya,” ungkapnya.
Respon serupa datang dari Ketua DPC PPP Pandeglang, E. Supriadi. Ia menyatakan bahwa keputusan untuk absen adalah bagian dari upaya untuk menjaga keselarasan dukungan terhadap Mardiono. “Kami sudah menetapkan posisi sejak rapat DPC sebelumnya. Kehadiran di acara DPW tidak diperlukan karena kami sudah menjelaskan kesetiaan kami,” terangnya.
DPC Lebak juga mengikuti sikap serupa, menunjukkan bahwa tidak semua DPC Banten mendukung Agus Suparmanto. Sementara itu, DPW PPP Banten, melalui Ketua Subadri Ushuludin, membela keputusan mereka dengan menyatakan dukungan kepada Agus sebagai langkah strategis. Menurutnya, Agus dianggap dekat dengan ulama, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan siap mendukung partai secara finansial.
Perselisihan ini memunculkan ketegangan internal saat menjelang Muktamar X PPP, di mana dukungan kader di tingkat DPC menjadi faktor penting dalam menentukan kepemimpinan partai.
Data riset terbaru menunjukkan bahwa konflik internal dalam partai sering terjadi sebelum periode perubahan kepemimpinan. Studi tahun 2024 mencatat bahwa 65 persen partai politik di Indonesia mengalami perpecahan internal ketika menghadapi pemilihan kepemimpinan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan visi, dukungan kader, dan strategi jangka panjang.
Analisis unik dan simplifikasi: Perselisihan ini tidak hanya tentang pribadi, tetapi juga refleksi dari perbedaan strategi dan visi partai. Mardiono mungkin mewakili suatu kelanjutan tradisi, sementara Agus Suparmanto diusung sebagai figur baru yang dianggap dapat membawa perubahan. Dalam konteks ini, dukungan dari kader lokal menjadi kunci untuk menjaga stabilitas partai.
Kesimpulan: Dalam dunia politik, kekuatan sebenarnya terletak pada dukungan yang kuat dari kader dan pimpinan daerah. Tidak hanya taktik atau janji yang menjadi faktor, tetapi juga integritas dan rekam jejak yang telah terbuktikan. Tak peduli siapa yang terpilih, penting bagi partai untuk menjaga kesatuan dan fokus pada visi bersama demi keberhasilan di masa depan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.