Anggota DPRD Gorontalo Mabuk Saat Berbicara soal Penggelapan Dana Negara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Gorontalo, anggota DPRD Wahyudin Moridu menjadi topik hangat setelah menyatakan niatnya untuk menggunakan uang negara dengan tujuan merampok dan merendahkan negara. Ia kemudian diperiksa oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo dan mengaku sedang mabuk saat percakapan tersebut direkam.

Dalam video yang beredar, Wahyudin terlihat mengenakan kacamata saat mengemudikan mobil menuju Makassar, Sulawesi Selatan, dengan seorang wanita duduk di sampingnya. Dalam rekanan itu, dia menyalahkan kondisi mabuk sebagai penyebab pernyataannya yang kontroversial. “Kita hari ini menuju Makassar menggunakan uang negara. Kita rampok aja uang negara ini. Kita habiskan aja biar negara ini semakin miskin,” ujarnya dalam video tersebut.

Ketua BK DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram Salilama, menjelaskan bahwa Wahyudin mengaku sudah mabuk sejak malam sebelumnya dan tidak sadar bahwa dirinya sedang direkam. “Kami melihat ada botol minuman di dalam mobil. Kami tanya apakah saudara mengonsumsi minuman keras? Dia kemudian mengaku telah minum seharian dan masih dalam keadaan tidak sadar saat ke bandara,” kata Fikram. Dia juga menegaskan bahwa pihaknya telah menyelidiki video tersebut dan akan membawa kasus ini ke tahap persidangan.

BK DPRD Provinsi Gorontalo akan membahas tindak lanjut kasus ini dalam rapat internal. “Semua data sudah kami himpulkan, dan kita akan bersidang untuk memutuskan langkah selanjutnya,” ujar Fikram dengan tegas.

Wahyudin Moridu kemudian meminta maaf atas pernyataan yang menjadi viral. Dalam video klarifikasinya, dia menyatakan bahwa tidak ada niat untuk menyinggung masyarakat Gorontalo. “Saya, Wahyudin Moridu, anggota DPRD Provinsi Gorontalo, bersama istri saya, memohon maaf atas video yang tersebar di media sosial. Saya tidak berniat melecehkan atau menyinggung masyarakat Gorontalo,” ucapnya.

Kasus ini mengingatkan kita betapa pentingnya kesadaran publik terhadap keberadaan dan tanggung jawab para pemimpin. Perbuatan yang tidak matang dapat merugikan reputasi dan mempengaruhi keyakinan masyarakat terhadap sistem kepercayaan. Wahyudin Moridu harus mempertimbangkan dampak pernyataannya lebih matang, karena setiap kata dan tindakan dapat memiliki konsekuensi yang luas. Masyarakat juga perlu lebih waspada terhadap perilaku publik figure publik, agar mereka tetap menjadi teladan yang positif bagi masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan