Warga Indonesia Terjebak di Kapal di Mozambik Sekitar Setahun, Kapan Keberangkatan ke Negeri?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sembilan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal gas Falcon telah terjebak hampir setahun di perairan Mozambik. Pengangkatan kru baru diharapkan akan memungkinkan mereka untuk pulang ke tanah air setelah kru pengganti dari perusahaan operasional tiba di Mozambik.

Duta Besar Republik Indonesia di Maputo, Kartika Candra Negara, telah menginformasikan bahwa kru baru dijanjikan akan tiba pada Sabtu, 20 September 2025. Dia mengungkapkan harapan agar proses pergantian kru dapat segera dilaksanakan sehingga para WNI bisa segera turun dari kapal. “Saat ini, para ABK WNI masih berada di atas kapal Gas Falcon. Berdasarkan informasi terkini, kru pengganti akan tiba pada tanggal 20 September. Rencana adalah melakukan penggantian kru pada hari yang sama,” ujar Chandra kepada media, Jumat (19/9/2025).

Jika cuaca tidak mendukung pada hari Sabtu, penggantian kru akan ditunda hingga hari berikutnya. Setelah proses tersebut selesai, para ABK akan dibawa ke darat dan persiapan untuk pulang ke Indonesia akan segera dilaksanakan. “Kita berusaha untuk kembali ke Indonesia secepat mungkin. Ketersediaan tiket penerbangan ke Jakarta akan ditentukan, dan kita akan mempertimbangkan tiga rute, yaitu melalui Adis Ababa, Johannesburg, atau Maputo,” tambah Chandra.

Chandra menekankan pentingnya proses penggantian kru berjalan dengan lancar, mengingat tekanan psikologis yang dialami para ABK selama hampir setahun di atas kapal. “Tekanan psikologis selama hampir setahun di atas kapal bukan hal yang ringan,” ujarnya.

Salah satu dari sembilan WNI yang terjebak, Andarias Aris, mengungkapkan bahwa mereka sudah tidak menerima pasokan makanan sejak 6 September. Hanya bahan bakar yang diberikan, dan logistik terakhir untuk persediaan makanan tiba pada 29 Agustus. “Semua logistik yang dikirim hanya berupa bahan bakar 7.000 liter, bukan persediaan makanan. Supplier terakhir datang pada 29 Agustus, dan hanya untuk kebutuhan selama satu minggu. Kami sudah empat hari tidak memiliki makanan dan harus berusaha untuk bertahan dengan menukar jus buah yang akan kadaluarsa atau sedikit diesel dengan nelayan setempat untuk mendapatkan ikan,” jelas Andarias.

Dia juga mengungkapkan bahwa kondisi kapal masih bocor dan tidak stabil, menambah kesulitan bagi para ABK. “Kami masih bertahan di kapal yang bocor dengan kondisi yang memprihatinkan,” tambahnya.

Sementara itu, Andarias berharap ada bantuan hukum untuk para ABK karena gaji mereka belum dibayarkan oleh pemilik kapal. Para ABK ini berangkat dari Jakarta pada 7 Oktober 2024 dan tiba di Mozambik pada 24 Oktober 2024. Setelah menyelesaikan tugas pembongkaran muatan, otoritas maritim setempat mengklaim menaiki kapal dan menahan dokumen serta ijazah para ABK. Sejak saat itu, para WNI dibatasi untuk tidak turun ke darat. Kapal Gas Falcon juga mengalami kerusakan bocor setelah ditabrak kapal lain pada Rabu (3/9).

Situasi yang dialami para ABK WNI di Mozambik mengingatkan pada tantangan yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Kasus ini juga menegaskan pentingnya perlindungan hukum dan dukungan logistik yang memadai untuk para pelaut. Sementara proses penggantian kru sedang berlangsung, harapan para ABK untuk kembali ke keluarga dan kehidupan normal semakin dekat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan