Trump Menolak Dukungan Militer Berjumlah Rp 6,6 Triliun untuk Taiwan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menolak untuk menyetujui rencana pengiriman bantuan militer sebesar US$ 400 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun kepada Taiwan dalam beberapa bulan terakhir. Keputusan tersebut diambil saat diskusi perdagangan dengan Taipei sedang berlangsung dan beberapa waktu sebelum potensi pertemuan tingkat tinggi dengan China.

Menurut laporan The Washington Post pada Kamis (18/9/2025) waktu setempat, informasi tersebut dikutip dari pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya. Keputusan ini mungkin mengindikasikan perubahan besar dalam kebijakan Amerika Serikat terhadap Taiwan, yang terus menghadapi ancaman invasi dari China.

Saat ini, status keputusan tersebut masih belum pasti. Trump dan Presiden China, Xi Jinping, dijadwalkan akan melakukan percakapan telepon pada Jumat (19/9/2025) waktu setempat. Ini merupakan percakapan telepon kedua antara keduanya sejak Trump kembali menjadi presiden pada Januari 2025.

Pembicaraan telepon ini juga berlangsung saat Amerika Serikat dan China mencoba mencapai kesepakatan terkait tarif dan masalah aplikasi berbagi video TikTok. Meskipun Amerika Serikat sudah tidak mengakui Taiwan sejak akhir 1970-an dan lebih mengakui China, Washington tetap menjadi pendukung utama dan pemasok bantuan militer terbesar bagi Taipei.

Di bawah kepemimpinan Joe Biden, Amerika Serikat telah menyetujui bantuan militer sebesar lebih dari US$ 2 miliar untuk Taiwan. Namun, Trump, menurut laporan The Washington Post, tidak mendukung pengiriman senjata tanpa pembayaran, hal ini juga berlaku untuk Ukraina.

Para pejabat pertahanan Amerika Serikat dan Taiwan telah bertemu di Anchorage, Alaska, pada Agustus 2025 untuk membahas penjualan senjata yang totalnya bisa mencapai miliaran dolar, termasuk drone, rudal, dan sensor untuk memantau garis pantai Taiwan.

Sejak Trump menjabat untuk periode kedua, kecemasan di Taipei semakin meningkat mengenai kestabilan hubungan Taiwan-Amerika dan kesiapan Washington untuk menjaga Taiwan jika China menyerang.

Ketika kunjungan ke Taiwan pada akhir Agustus 2025, ketua komite angkatan bersenjata Senat Amerika Serikat menyatakan komitmen untuk mempertahankan Taiwan sebagai negara merdeka dan independen. Senator Partai Republik, Roger Wicker, mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Taiwan harus terus bekerjasama dalam industri pertahanan untuk menjamin kebebasan Taiwan. Pernyataan tersebut dibuat setelah pertemuan dengan Presiden Taiwan, Lai Ching-te.

Studi kasus terkait dengan pengaruh bantuan militer terhadap kestabilan Taiwan menunjukkan bahwa dukungan Amerika Serikat berperan penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan di wilayah Asia Timur. Data menunjukkan bahwa sejak tahun 2000, Taiwan telah menerima bantuan militer dari Amerika Serikat sebesar lebih dari US$ 30 miliar, yang membantu dalam memperkuat pertahanan pulau tersebut.

Infografis terkait menunjukkan perbandingan antara kekuatan militer China dan Taiwan, dengan China memiliki kekuatan yang jauh lebih besar. Namun, dukungan Amerika Serikat dalam bentuk bantuan militer dan latihan bersama tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga Taiwan dari ancaman langsung dari China.

Dalam menghadapi situasi geopolitik yang kompleks ini, penting bagi semua pihak untuk terus berkomunikasi dan menjaga stabilitas di wilayah tersebut. Kestabilan Taiwan tidak hanya berdampak pada Asia Timur tetapi juga pada kebebasan dan perdamaian global. Setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan hati-hati untuk mencegah eskalasi konflikt yang tidak diinginkan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan