Pembongkaran Investasi Biaya Anggaran yang Terlalu Rendah Oleh Purbaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa penyerapan anggaran di badannya masih rendah, isu yang sebelumnya diangkat oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Dadan menjelaskan bahwa serapan anggaran BGN sangat tergantung pada jumlah penerima manfaatnya, yaitu melalui Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pada awal perjalanan program MBG, pemerintah masih hati-hati dalam pelaksanaan. Hanya 190 SPPG yang beroperasi pada Januari, dengan asumsi setiap SPPG menyerap Rp 1 miliar per bulan, sehingga total penyerapan hanyalah Rp 190 miliar. Dadan menuturkan bahwa kecepatan penyerapan awal lambat karena masih banyak orang yang ragu-ragu terhadap kelanjutan program ini.

Saat ini, jumlah SPPG telah meningkat drastis menjadi 8.344, dan diperkirakan realisasi penyerapan anggaran telah mencapai Rp 8,3 triliun. Target BGN adalah jumlah SPPG akan terus bertambah seiring waktu. Pada bulan ini, diharapkan SPPG bisa mencapai 10.000, sehingga realisasi anggaran bisa melebihi Rp 10 triliun. Untuk bulan Oktober mendatang, target SPPG bertambah menjadi 20.000, dengan penyerapan yang bisa mencapai Rp 29 triliun.

“Pada November, penyerapan anggaran sudah mencapai Rp 20 triliun. Begitu pula dengan mekanisme penyerapan, yang semakin besar karena tambahan jumlah SPPG,” kata Dadan. Berbeda dengan sebelumnya, sekarang program MBG sudah lebih terstruktur dan penyerapannya terus meningkat.

Ketika ditanya tentang permintaan Purbaya agar BGN mengadakan jumpa pers rutin untuk memantau realisasi keuangan, Dadan menjawab bahwa koordinasi dengan Kementerian Keuangan terus berlangsung intensif. Menurutnya, Kementerian Keuangan memantau kegiatan BGN secara rutin, dan telah ada beberapa kali konferensi pers dengan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya. Dengan Purbaya sebagai menkeu baru, koordinasi akan tetap terjaga.

Purbaya sebelumnya mengungkapkan bahwa penyerapan anggaran BGN untuk program MBG masih rendah. Walaupun pihaknya memantau aktivitas BGN, umumnya dinilai baik. Namun, penyebab rendahnya penyerapan anggaran masih belum jelas. Purbaya mengingatkan bahwa penyerapan lambat bisa memengaruhi dampak MBG terhadap pertumbuhan ekonomi, dan mengingatkan tentang pentingnya pengawasan yang ketat seperti saat masa UKP4.

Dari catatan Thecuy.com, program MBG tahun ini mendapat alokasi Rp 71 triliun. Hingga 19 Agustus 2025, tercatat hanya Rp 10,3 triliun atau sekitar 14,5% yang telah diserap. Dari jumlah tersebut, 20 juta orang telah menjadi penerima manfaat MBG, termasuk siswa, ibu hamil atau menyusui, serta balita.

Secara global, peningkatan penyerapan anggaran BGN menunjukkan perbaikan dalam pelaksanaan program MBG. Dengan jumlah SPPG yang terus bertambah, diharapkan program ini akan lebih efisien dan efektif dalam mendukung gizi masyarakat. Peningkatan ini juga menunjukkan dukungan yang semakin kuat dari pemerintah dalam memastikan kesuksesan program MBG.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjadi salah satu upaya strategis pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti siswa, ibu hamil, dan balita. Dengan penyerapan anggaran yang terus meningkat, harapan besar terwujud bahwa program ini akan memberikan dampak positif yang signifikan pada kesejahteraan gizi masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan gizi yang belum optimal di berbagai daerah.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan