Trend Pembaharuan Tata Kelola Sampah Terbit Usai Banjir Melanda Bali

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir yang melanda beberapa daerah di Bali telah menjadi perhatian besar, terutama karena dampaknya yang diperparah oleh krisis sampah yang belum terkelola dengan baik. Jamaludin Malik, anggota Komisi XII DPR RI, mengungkapkan bahwa fenomena banjir ini bukan hanya masalah alam saja, melainkan juga akibat dari pengelolaan sampah yang buruk di kawasan wisata seperti Bali. Ia mendorong pemerintah untuk segera membangun sistem peringatan dini yang lebih canggih dan meningkatkan manajemen sampah di tingkat nasional.

Data dari BMKG menunjukkan adanya potensi hujan ekstrim di Bali, yang dapat menyebabkan banjir bandang. Jamaludin menekankan bahwa pemerintah harus memanfaatkan data ini untuk mengembangkan strategi pengelolaan sampah yang lebih baik. Menurutnya, APBN 2026 harus menyiapkan alokasi dana yang cukup untuk penanganan sampah di berbagai wilayah. Selain itu, integrasi antara BMKG, BPBD, dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) diperlukan untuk memperkuat sistem peringatan dini bencana.

Pemerintahan di berbagai tingkat juga diharapkan mempercepat investasi dalam teknologi pengelolaan sampah, seperti bank sampah digital, teknologi daur ulang, dan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Contoh sukses pengelolaan sampah bisa dilihat di Pulau Nusakambangan, yang dulunya mengalami krisis sampah dengan 12 Unit Pelaksana Teknis (UPT), kini telah mencapai kondisi zero sampah melalui kebijakan yang tepat dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.

Banjir di Bali sendiri telah terjadi beberapa kali, seperti pada Rabu (10/9/2025) dan kembali melanda kawasan Denpasar dan Badung pada Senin (15/9/2025). Presiden Prabowo Subianto bahkan melakukan kunjungan langsung ke Pulau Dewata bersama Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, untuk meninjau dampak bencana tersebut.

Peningkatan ketahanan lingkungan harus menjadi prioritas dalam upaya pengendalian bencana. DPR RI akan memantau agar APBN 2026 menyediakan dana yang memadai untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dengan fokus pada pengelolaan sampah yang lebih modern dan ramah lingkungan. Ini tidak hanya untuk melindungi masyarakat, tetapi juga untuk mendukung stabilitas perekonomian nasional.

Banjir yang terjadi di Bali menjadi pesan serius bagi kita semua. Krisis sampah bukan hanya masalah estetika, tetapi ancaman nyata yang mempengaruhi keselamatan dan kualitas hidup. Investasi dalam teknologi dan sistem manajemen sampah modern adalah langkah jahat untuk memastikan generasi mendatang tidak perlu menghadapi bencana yang dapat dicegah. Kita semuanya bertanggung jawab untuk mengubah pola konsumsi dan mendukung kebijakan yang ramah lingkungan. Hanya dengan komitmen bersama, kita bisa membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan