Siswa SD hingga SMA di Banggai Sulteng Diduga Menderita Keracunan MBG

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, lebih dari 250 siswa dari berbagai jenjang pendidikan—SD, SMP, hingga SMA—mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah. Kondisi ini terjadi setelah mereka menyantap MBG pada Rabu (17/9/2025), memaksa mereka untuk segera diantarkan ke puskesmas dan rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Hingga pagi hari ini, 177 dari mereka telah pulang setelah terapi, sementara sisa masih dalam proses perawatan.

Sekolah-sekolah yang terpengaruh oleh insiden ini meliputi SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTs Alkhairat Salakan. Mayoritas korban berasal dari tingkat SMA dan SMK, sedangkan jumlah siswa SD dan SMP yang terpengaruh relative lebih kecil. Kapolres Banggai Kepulauan, AKBP Ronaldus Karurukan, menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam insiden ini akan diinterogasi, meskipun beberapa saksi belum hadir hingga saat ini.

Data terkini menunjukkan bahwa MBG sering menjadi sumber keracunan massa di sekolah-sekolah, terutama karena kualitas bahan atau metode penyimpanan yang tidak memadai. Dalam kasus ini, penting untuk meninjau kembali proses penyediaan dan distribusi MBG agar insiden serupa dapat dihindari di masa depan. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dan mengamankan standar keamanan pangan di sekolah.

Penyebaran informasi yang tepat dan transparan akan membantu masyarakat memahami risiko serta upaya yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini. Insiden ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya pengawasan ketat terhadap program pangan gratis di sekolah, bukan hanya untuk memastikan nutrisi, tetapi juga keselamatan para siswa.

Keracunan ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menjadikan pendidikan siswa terganggu. Peningkatan kesadaran tentang kebersihan dan keamanan makanan di sekolah harus menjadi prioritas, sehingga generasi muda bisa belajar dalam kondisi yang aman. Semangat untuk berkolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat akan sangat membantu dalam mencegah insiden serupa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan