Protes Massal di Yerusalem Melawan Serangan di Gaza

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ratusan orang telah melakukan unjuk rasa di depan tempat tinggal Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Yerusalem. Para demonstran menuduh Netanyahu menolak untuk melaksanakan gencatan senjata dan malah meningkatkan serangan di wilayah tersebut. Menurut laporan Aljazeera, Kamis (18/9/2025), para peserta demonstrasi ini meliputi keluarga warga Israel yang menjadi sandera Hamas. Aksi unjuk rasa tersebut telah berlangsung beberapa malam berturut-turut di lokasi yang sama.

Demonstrasi tersebut juga sebagai tanggapan atas peningkatan serangan di Kota Gaza, yang menurut peserta unjuk rasa dapat mempengaruhi keselamatan orang-orang yang mereka sayangi. Israel sebelumnya telah mengumumkan rute alternatif sementara bagi warga sipil Palestina untuk meninggalkan Kota Gaza setelah melakukan serangan darat yang intensif terhadap kota terbesar di Jalur Gaza. Serangan ini dilakukan setelah pengeboman besar-besaran yang ditujukan untuk menghancurkan grup Hamas.

Menurut sumber militer Israel, Selasa (16/9), pasukan mereka telah maju lebih dalam ke pusat Kota Gaza setelah melakukan pengeboman besar-besaran. Tel Aviv menganggap terdapat sekitar 2.000 hingga 3.000 militan Hamas di area tersebut. Serangan darat ini dilancarkan setelah PBB menerbitkan laporan yang menuduh Israel melakukan “genosida” di wilayah Palestina dan menyebut Netanyahu serta pejabat senior lainnya telah menginspirasi aksi genosida.

Dalam pernyataan yang dilansir AFP dan Reuters, Rabu (17/9/2025), juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengumumkan pembukaan rute transportasi sementara melalui Jalan Salah al-Din. “Rute ini hanya akan terbuka selama 48 jam,” ujar Adraee, mengacu pada pembukaan rute yang dimulai siang hari pada Rabu (17/9) waktu setempat. Militer Israel terus mendesak warga sipil Palestina untuk segera meninggalkan Kota Gaza melalui jalan pesisir menuju zona yang disebut “zona kemanusiaan” di wilayah selatan, termasuk sebagian Al-Mawasi.

Rute Jalan Salah al-Din, yang diumumkan militer Israel sebagai jalur baru pengungsian, terletak di wilayah tengah Jalur Gaza, menghubungkan bagian utara dengan selatan.

Data Riset Terbaru
Pada tahun 2025, laporan dari organisasi hak asasi manusia global menunjukkan peningkatan kasus pelanggaran hak asasi manusia di wilayah konflik. Data menunjukkan bahwa serangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak telah menyebabkan ribuan korban sipil, dengan kedua pihak saling menyalahkan satu sama lain.

Analisis Unik dan Simplifikasi
Konflik di Gaza tidak hanya tentang perbedaan politik, tetapi juga tentang keselamatan warga sipil yang terperangkap di antara kekerasan. Ketika rute pengungsian dibuka, pertanyaan penting timbul: apakah ini cukup untuk melindungi mereka yang terdampak, atau hanya langkah sementara yang tidak menjawab masalah inti?

Kesimpulan
Setiap aksi yang dilakukan oleh pihak berwenang harus dipertimbangkan dengan bijaksana untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Warga sipil harus selalu menjadi prioritas di tengah konflik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan