Pengakuan Negara Palestina Menjadi Pesan Kholis untuk Israel

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, menyatakan bahwa pengakuan resmi dari negara-negara Barat terhadap Palestina selama Sidang Majelis Umum PBB akan mengirimkan pesan tegas kepada Israel tentang kenyataan bahwa upaya pendudukan mereka tidak akan berlangsung selamanya. Menurut Shahin, pernyataan ini bukan hanya simbolis, melainkan sangat berarti karena menjelaskan kepada Palestina bahwa komunitas internasional mendukung hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.

Dalam wawancara dengan kantor berita AFP pada Rabu (17/9/2025) waktu setempat, Shahin menegaskan bahwa pengakuan ini akan membangun dan memperkuat konsep solusi dua negara serta memberikan dorongan bagi masa depan Palestina. Wawancara tersebut dilakukan saat beberapa negara Barat, termasuk Prancis, Inggris, Belgia, Kanada, dan Australia, siap memberikan pengakuan resmi terhadap Palestina dalam pertemuan puncak PBB yang akan diselenggarakan pada 22 September mendatang.

Setiap pengakuan negara terhadap Palestina dianggap重要. Shahin menjelaskan bahwa pengakuan tersebut bukan hanya langkah simbolis, tetapi juga komitmen yang harus dipenuhi. Selain itu, pengakuan tersebut mendukung upaya gencatan senjata permanen dan pemulihan kekuatan Palestina untuk membentuk masa depan yang lebih baik bagi rakyatnya.

Shahin mengungkap kesalannya terhadap ketidakpedulian Uni Eropa terhadap perang yang berkecamuk di Gaza selama hampir dua tahun. Ia menyoroti bahwa dukungan diplomatik baru ini merupakan pemenuhan janji yang lama dari komunitas internasional. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tetap menolak adanya negara Palestina dan baru-baru ini menyetujui pembangunan permukiman besar di Tepi Barat, yang kritisi anggap sebagai ancaman bagi kemungkinan kedatangan negara Palestina.

Shahin menanggapi penolakan Israel dengan mengatakan bahwa dunia sekarang melihat Israel sebagai negara pendudukan dan ekspansionis. Ia juga memperingatkan bahwa penolakan pengakuan akan memperkuat unsur ekstremis di kedua sisi konflik. Shahin menyoroti bahwa Israel tidak dapat terus bertindak di atas hukum dan harus berubah menjadi negara yang berperilaku normal jika ingin hidup dengan aman di wilayah tersebut.

Pengakuan internasional terhadap Palestina semakin mencerminkan dukungan global atas hak Palestina untuk merdeka. Langkah ini tidak hanya penting secara simbolis, tetapi juga memberikan dorongan konkret bagi upaya diplomasi dan perdamaian di wilayah tersebut. Keberadaan negara Palestina di mata dunia semakin terlihat jelas, meskipun tantangan masih banyak. Masa depan Palestina tergantung pada upaya bersama antara pihak Palestina dan komunitas internasional untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan.

Ketika dunia kembali mengakui Palestina, harapan untuk perdamaian dan kemajuan menjadi semakin nyata. Langkah-langkah diplomasi seperti ini membuktikan bahwa solidaritas internasional dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan yang lebih cerah bagi semua pihak terlibat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan