Ahmad Basarah, seorang akademisi dan Ketua DPP PDIP, memberikan input terkait dengan Rancangan Undang-Undang Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) yang sedang diolah oleh Badan Legislasi DPR RI. Basarah menginginkan upaya pembinaan ideologi Pancasila tetap konsisten tanpa berganti setiap kali terjadi pergantian pemerintahan.
Pernyataan tersebut disampaikannya selama Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Badan Legislasi DPR RI, yang diselenggarakan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada hari Kamis, 18 September 2025. Menurut Basarah, Pancasila adalah landasan kehidupan bangsa yang tak dapat digantikan.
“Saudara-saudara semua, Pancasila merupakan ideologi tunggal bangsa Indonesia, tidak ada versi lain atau modifikasi. Tidak ada Pancasila 1 Juni, 22 Juni, maupun 18 Agustus. Yang ada hanya satu Pancasila, sebagai dasar negara dan bangsa,” ungkap Basarah dalam rapat tersebut.
Wakil MPR RI Fraksi PDIP periode 2019-2024 menerangkan sejarah panjang pembinaan Pancasila, dimulai dari zaman Presiden Soekarno dengan Lembaga Pembinaan Djiwa Revolusi. Selama kekuasaan Preseden Soeharto, lembaga tersebut berubah nama menjadi Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7).
Setelah Soeharto turun dari kekuasaan, BP-7 dibubarkan, dan untuk sementara waktu, tidak ada lembaga yang khusus menangani pembinaan ideologi Pancasila. Basarah berpendapat bahwa perubahan seperti itu tidak patut terjadi setiap kali terjadi pergantian pemerintahan.
“Menurut pandangan akademik saya, dinamis dan hilir mudik pembinaan Pancasila di masa lalu tidak perlu berulang setiap kali ada perubahan pemerintahan,” katanya.
Basarah menginginkan pembinaan ideologi Pancasila menjadi tanggung jawab negara, dengan adanya perlindungan hukum yang kuat. Ia berharap pembinaan ideologi Pancasila dapat menjadi kewajiban nasional yang Vyustruktur dan konsisten.
“Agar pembinaan ideologi bangsa menjadi tanggung jawab negara, politik hukumnya haruslah politik hukum negara. Dengan demikian, undang-undang akan menjadi payung hukum yang paling tepat untuk mengukuhkan pembinaan Pancasila secara berkelanjutan,” tuturnya.
“Sehingga, siapa pun yang menjadi presiden atau kepala negara, sosialisasi dan pembinaan Pancasila harus menjadi nilai yang dianut oleh semua warga negara,” tambahnya.
Basarah juga melakukannya dengan membandingkan dengan lembaga lain yang telah memiliki perlindungan hukum undang-undang, seperti Arsitek Nasional, Perpustakaan Nasional, Badan Meteorologi, Palang Merah Indonesia. Ia berharap BPIP juga dapat memiliki perlindungan hukum sendiri.
“Saya hanya ingin memberikan perbandingan yang menarik, pembinaan ideologi bangsa merupakan tugas yang sangat penting,” katanya.
“Untuk urusan arsip nasional, perpustakaan nasional, badan meteorologi, kuartir nasional, dan Palang Merah punya perlindungan hukum undang-undang. Mengapa tugas pembinaan ideologi yang begitu penting ini tidak diberi perlindungan hukum yang sama?” tandasnya.
Pancasila bukan hanya sebagai landasan ideologi, tetapi juga sebagai wujud komitmen bangsa Indonesia terhadap kesatuan dan integrasi. Dalam konteks global yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila dapat menjadi jembatan penghubung antar beragam latar belakang budaya, agama, dan etnis. Studi kasus di negara-negara berdaulat lain menunjukkan bahwa sistem pembinaan ideologi yang kuat dapat meningkatkan keterwacanaan sosial dan stabilitas politik. Misalnya, negara-negara Nordic melalui sistem pendidikan dan media, berhasil menghadapi tantangan pluralisme dengan mengedepankan nilai-nilai dasar nasional.
Infografis yang relevan dapat membantu memvisualisasikan perbandingan antara Pancasila dengan ideologi negara lain, seperti konstitusi atau nilai-nilai demokratis di negara Barat. Visualisasi ini dapat menyoroti kesamaan dan perbedaan dalam cara pembinaan ideologi, serta manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Menjaga kesinambungan pembinaan Pancasila bukan hanya soal ketahanan ideologi, tetapi juga soal identitas bangsa yang kuat. Dalam era digital dan globalisasi, nilai-nilai Pancasila dapat menjadi lambang ketahanan budaya dan moral yang tak tergoyahkan. Mari kita bersama-sama memastikan agar Pancasila tetap menjadi pilar pembangun bangsa, menghadapi tantangan masa depan dengan semangat persatuan dan kesatuan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.