Kritikan Publik Terhadap Gaya Komunikasi Kadinsos Kota Tasikmalaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Video yang menampilkan audiensi antara Budy Rachman, Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, dan warga Panglayungan telah menggekang perhatian publik.

Dalam rekaman itu, Budy dan perwakilannya terlihat berdebat dengan emosi yang kuat saat membahas masalah pencoretan nama warga dari daftar penerima bantuan sosial (Bansos).

Hal ini membuat banyak orang merasa kritis, baik tentang keberlanjutan program Bansos yang selalu dipertanyakan, maupun gaya komunikasi pejabat yang dianggap kurang sopan.

Warganet pun turut berkomentar mengenai kekhawatiran mereka. Beberapa pengguna media sosial mengungkapkan ketidakpercayaan terhadap Kadis.

“Pak Kadis jangan terlalu keras kepala. Warga hanya bertanya soal hal yang berkaitan dengan masalah tersebut,” kata salah satu komentar.

Sementara itu, beberapa akun lain menimpa pesan serupa. “Saya tidak usah repot-repot. Jika benar-benar masuk akal dalam pengelolaannya, cukup buka data transfer secara transparan. Jika Kadis tetap keras kepala, saya saja curiga ada hal lain,” tulis pemberi komentar yang tidak mencantumkan nama.

Komunitas online pun mengajak semuanya untuk menyelesaikan masalah dengan tenang. “Semua bisa diatasi dengan kepala dingin dan tenang, tidak selalu harus berujung suasana panas,” ujar salah satu akun.

Beberapa warga net juga mengungkapkan kesal dengan program Bansos yang dianggap tidak tepat sasaran. Beberapa bahkan meminta agar program tersebut dihapus agar tidak lagi mencetuskan masalah.

Budi Rachman sendiri pun tidak lari dari kritikan. “Budi Rachman, tahun 2019 sudah bertindak, tapi tidak ada perubahan,” ujar salah satu warganet.

Sementara beberapa orang lainnya mengaku kesal dengan program Bansos. Mereka mengajukan usulan agar bantuan sosial tersebut dihapus.

“Kalau mau aman, lebih baik tidak ada Bansos. Kalau ada, malah banyak yang memanfaatkan keuntungannya,” tulis salah satu akun.

Saat ini, hanya sedikit yang percaya pada program Bansos karena permasalahan yang sering muncul. Beberapa orang bahkan berpendapat untuk lebih memfokuskan dana sosial pada membahagikeun bahan pangan dengan harga lebih murah.

Dengan kondisi ini, warga meminta adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan bantuan sosial agar tidak terjadi kesalahan dalam target penerima manfaat. Program seperti ini harus dioptimalkan agar bisa membantu yang sebenarnya membutuhkan.

Bantuan sosial adalah jembatan untuk membantu mereka yang memerlukan. Tetapi, tanpa cara yang tepat, justru akan menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu, pemerintah dan warga harus saling bekerja sama untuk menyelesaikan perkara ini dengan bijak dan berlandaskan data yang akurat. Jangan pernah melupakan bahwa tujuan utama adalah kemanfaatan untuk masyarakat yang paling rentan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan