Kriminolog Terungkap: Motif Lain di Balik Pencurian Rekening Dormant yang Menyebabkan Kematian Kacab Bank

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Polda Metro Jaya telah mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank di Jakarta, Ilham Pradipta (37), yang diduga terkait pencurian dana dari rekening dormant. Menurut kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala, pihak berwenang belum mengungkap semua detail, khususnya tentang hubungannya dengan aktor intelektual pelaku.

Adrianus mengemukakan, sebelum diculik dan dibunuh, korban mungkin sudah berkomunikasi dengan pelaku tentang rencana pencurian rekening dormant. Namun, Ilham tidak setuju dengan janji jahat para pelaku. Akibatnya, pelaku merasa khianati dan takut identitasnya terbongkar, sehingga memutuskan untuk membunuhnya.

Ilham diculik saat berbelanja di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 20 Agustus 2025, dan ditemukan tewas di Serang Baru, Bekasi, pada 21 Agustus 2025. Jenazahnya memiliki tanda-tanda diikat dengan lakban hitam pada wajah, kaki, dan tangan. Motif penculikan ini terkait dengan rencana mencuri dana dari rekening dormant, yang memerlukan otorisasi dari kepala cabang bank.

Tersangka utama, Ken alias C, mendengar informasi rekening dormant dari seorang teman dengan inisial S. Namun, identitas S masih dalam pengejaran. Polisi belum mengetahui pasti jumlah uang yang akan dicuri. Ken kemudian berkoordinasi dengan pengusaha Dwi Hartono dan tersangka AAM, membicarakan dua opsi: menculik Ilham dengan ancaman kekerasan atau membunuhnya. Opsi pertama terpilih, dengan tim penculik yang dipilih secara acak berdasarkan kartu nama.

Saat ini, 15 tersangka telah ditangkap dan dijerat dengan Pasal 328 KUHP (Penculikan) dan Pasal 333 KUHP (Merampas kemerdekaan). Polisi juga masih mencari pelaku lainnya, EG, dan dua anggota Kopassus, FH dan N. Kartu nama Ilham jatuh ke tangan penculik saat seorang pria mendatangi kantornya dengan alasan mengurus ATM, tetapi akhirnya meminta bertemu pimpinan. Ilham sebelumnya pernah bertemu Ken untuk bisnis EDC, saat itu memberikan kartu nama yang kemudian digunakan untuk memilihnya sebagai korban.

Kasus ini mengungkap kerumitan pencurian rekening dormant dan konsekuensi tragis dari kegiatan kejahatan finansial. Penting untuk meningkatkan keamanan data dan vigilansi dalam transaksi keuangan. Harap semua pihak memahami risiko kejahatan seperti ini dan bersikap waspada dalam menjaga keamanan informasi pribadi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan