Kepala Sekolah SMP Negeri Prabumulih yang Dikembalikan Jabatannya setelah Dicopot

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Roni Ardiansyah, yang sebelumnya dipecat dari jabatan Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, kini kembali memegang jabatan tersebut setelah kontroversi pencopotannya oleh Wali Kota Prabumulih, Arlan. Dalam sesi pertanyaan reporter setelah pemeriksaan di Itjen Kemendagri, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025), Roni mengungkapkan bahwa Wali Kota telah meminta maaf kepadanya atas tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur. Menurutnya, permasalahan ini telah selesai.

Roni juga mengaku telah dimutasi setelah menerima teguran dari Wali Kota. Selama periode itu, SMPN 1 Prabumulih dipimpin oleh pejabat sementara. Dia menjelaskan bahwa ia hanya patuh terhadap perintah pemerintah dan dinas pendidikan pada saat itu. “Pada hari yang telah ditentukan, saya menerima bahwa isu yang beredar meminta penggantian kepengurusan sekolah,” tambahnya.

Selain Roni, satpam yang dipindahkan juga dikembalikan ke sekolah. Wali Kota Arlan menegaskan bahwa tindakan tersebut hanya berupa teguran dan bukan pengucilan. “Satpam telah dikembalikan ke sekolah setelah sebelumnya saya suruh ke Satpol PP sementara. Tindakan itu hanya untuk memberi peringatan,” ujar Arlan.

Masalah semuanya bermula ketika Roni Ardiansyah, sebagai kepala sekolah, menegur seorang siswa yang membawa mobil ke sekolah. Siswa tersebut ternyata adalah anak Wali Kota Prabumulih. Siswa yang tidak menerima teguran itu kemudian melaporkan kejadian ini kepada orang tuanya. Akibatnya, Roni dan satpam sekolah dipindahkan dari posisinya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, A Darmadi, mengonfirmasi bahwa penggantian kepengurusan sekolah itu dilakukan atas permintaan langsung Wali Kota. “Benar, pergantian ini dilakukan atas instruksi Pak Wali Kota,” kata Darmadi, seperti dilansir detikSumbagsel, Selasa (16/9).

Pada awalnya, Wali Kota dan kepengurusan sekolah mungkin bertingkah lupa dalam menangani situasi tersebut. Namun, setelah proses perundingan dan pemeriksaan, keputusan yang lebih bijak diambil. Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan pemahaman yang baik dalam menyelesaikan konflik di lingkungan pendidikan.

Pernyataan Roni dan Arlan menandakan bahwa kedua belah pihak telah menyelesaikan masalah dengan baik. Hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya toleransi dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugas, terutama dalam posisi kepemimpinan. Masalah seperti ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menangani situasi sensitif di sekolah.

Ketika menghadapi situasi yang rumit, penting untuk mendengarkan semua pihak dan mencari solusi yang adil. Pemecatan dan perubahan kepengurusan sekolah bukanlah satu-satunya jalan, tetapi penting juga untuk mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan yang diambil. Kejelasan komunikasi dan pengaturan ulang yang baik dapat membantu memulihkan kerukunan di sekolah.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan