Indonesia dan Rusia Membahas Kerja Sama Pembangkit Nuklir dan Kereta di IKN

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kerjasama industri antara Indonesia dan Rusia terus diperkuat dengan berbagai inisiatif strategis. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menuturkan bahwa kedua negara memiliki banyak kolaborasi yang sedang berjalan di berbagai sektor industri. Pada BRICS Forum on Partnership on New Industrial Revolution (PartNIR) tahun 2025 yang berlangsung di Xiamen, Tiongkok, dia bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Rusia, Aleksei Vladimirovich Gruzdev. Pertemuan ini memfokuskan pada penyelesaian beberapa nota kesepahaman (MoU) yang telah disepakati sebelumnya, termasuk di bidang perkapalan.

Selain itu, topik investasi juga menjadi poin pembahasan utama, seperti di bidang infrastruktur yang mendukung industri, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir, jaringan kereta api di Nusantara, dan produksi gas untuk keperluan industri. “Dalam diskusi juga terangkat potensi kolaborasi di bidang aluminium dan pengembangan kawasan industri,” kata Faisol pada Kamis, 18 September 2025.

Indonesia juga mengeksplorasi kerjasama di sektor pupuk, dengan perusahaan Rusia seperti Uralchem, Uralkali, dan PhosAgro yang berkomitmen meningkatkan pasokan pupuk ke Indonesia. Ini diharapkan bisa menguatkan ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian nasional. Selain itu, Indonesia siap menjadi negara mitra pada INNOPROM 2026 di Rusia, sebagai bagian dari strategi transformasi industri yang berorientasi teknologi tinggi, daya saing global, dan ekspor.

Dalam persiapan acara tersebut, pemerintah Indonesia akan melakukan koordinasi resmi dengan pihak Rusia. Selain itu, kerjasama juga diterapkan di bidang farmasi dan peralatan medis melalui transfer teknologi dan pembentukan joint venture. Inisiatif ini dianggap strategis untuk memperkuat industri dalam negeri, mendorong inovasi, dan menarik investasi.

Sektor metalurgi juga menjadi salah satu area kolaborasi, dengan pemerintah Indonesia menyambut minat perusahaan Rusia untuk eksplorasi potensi di bidang ini, termasuk transfer teknologi berkelanjutan. Industri perkapalan juga menjadi fokus, dengan upaya percepatan penyelesaian dan penandatanganan MoU untuk memperkuat kerjasama shipbuilding.

Nasib baik juga dialami di bidang krisotil, dengan Indonesia mendukung rencana kerjasama dan mengekspresikan apresiasi atas dukungan Rusia, termasuk pelatihan yang diberikan kepada dua petugas laboratorium Indonesia pada September 2024.

Secara ekonomi, hubungan bilateral menunjukkan pertumbuhan positif. Total perdagangan nonmigas Indonesia-Rusia tahun 2024 mencapai US$ 3,3 miliar, naik 13,38% sejak 2020. Ekspor Indonesia ke Rusia pada tahun itu berjumlah US$ 3,3 miliar, dengan produk utama meliputi karet, kopi, cokelat, teh, alas kaki, komponen elektronik, dan produk kimia. Sementara investasi Rusia di Indonesia pada 2024 mencapai US$ 262,7 juta.

Kerjasama antara Indonesia dan Rusia bukan hanya about bisnis, tetapi juga tentang pertumbuhan bersama. Dengan diversifikasi sektor dan dukungan teknologi, kedua negara memiliki peluang besar untuk mengukir keberhasilan industri yang berkelanjutan dan berdampak global. Inovasi dan kolaborasi seperti ini bisa menjadi teladan bagi negara lain dalam membangun ekonomi yang lebih kuat dan inklusif.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan