"Gadai Syarat Disetubuhi di Semarang Viral, Begini Fakta Sejati"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah video yang berisi klaim tentang syarat “gadai syarat disetubuhi” di kota Semarang, Jawa Tengah, telah merajalela di media sosial. Polisi dan pemilik tempat gadai memberikan penjelasan untuk menjelaskan kasus ini.

Video tersebut yang berjudul “Heboh!! Tempat Gadai di Semarang dituding Beri Syarat Harus disetubuhi” menampilkan seorang wanita sedang telefon di depan Gadai Kurnia. Sayangnya, video ini telah dihapus oleh pengunggahnya sebelum isinya dapat dipahami lebih lanjut.

Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy, menjelaskan bahwa kasus ini dimulai ketika seorang wanita ingin meminjam uang dengan menjaminkan ponselnya. Andy segera mengecek lokasi kejadian di Gadai Kurnia, Kelurahan Rejosari, Semarang Timur.

“Perempuan itu mengajukan pinjaman secara pribadi, terutama terkait dengan perjalanan ke hotel. Ini merupakan kesepakatan pribadinya,” katanya, seperti dilansir detikJateng, Kamis (18/9/2025).

Namun, ketika wanita tersebut ingin menebus ponselnya setelah mendapatkan uang pinjaman, muncul masalah. Masalah tersebut terjadi antara wanita itu dengan ibu pegawai tempat gadai.

Pada saat itu, wanita ini ingin mengambil kembali ponsel yang sudah dia gadaikan, tetapi ibu pegawai meminta utang yang harus dibayar terlebih dahulu. “Ibunya anak laki-laki yang bekerja di sini tahu ceritanya, katanya, ‘balikkan dulu uang yang dipinjam dengan anak saya’. Mereka tidak mau, mereka mau ambil HP dulu. Akhirnya, ponsel yang digadaikan harus diserahkan untuk menghindari masalah lebih lanjut,” jelas Andy.

Kesimpulan yang diambil oleh Andy adalah bahwa ada utang-piutang pribadi antara wanita dan pegawai tempat gadai, bukan masalah dengan proses gadai itu sendiri. “Jadi, intinya gadai ini tidak berhubungan dengan utang-piutang yang viral. Karena itu adalah utang pribadi mereka,” tutur Andy.

Sementara itu, pemilik Gadai Kurnia, Rudi Kurniawan, merasa sangat dirugikan oleh viralnya video tersebut. Dia menuduh bahwa kejadian itu dilakukan secara pribadi oleh pegawai dan bukan bagian dari operasional usahanya. “Sangat merugikan usaha saya, sangat fitnah. Pegawai saya melakukan ini di luar jam kerja, tetapi video diunggah saat jam kerja. Ini sangat merugikan bisnis saya,” ungkapnya.

Rudi juga menyatakan bahwa pihaknya telah meminta pembuat video untuk menghapusnya dan memberikan klarifikasi. Namun, video tersebut sudah tersebar luas karena diunggah ulang oleh beberapa akun. “Kita sudah menyimpan bukti. Kami menghubungi pembuat video pertama, ‘apa maksudnya, kamu mau hapus atau kita laporkan?’ Dia akhirnya kooperatif, mau menghapus dan mau mengklarifikasi,” jelasnya.

Video ini menunjukkan bagaimana informasi yang tidak tepat dapat menyebabkan keributan besar. Penting bagi masyarakat untuk selalu memeriksa kredibilitas informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut. Dalam kasus ini, permasalahan antara individu telah menimbulkan dampak negatif pada usaha yang tidak berhubungan dengan konflik tersebut. Kesimpulan yang bisa diambil adalah pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi. Video viral ini mengingatkan kita untuk selalu bertindak cermat dan bertanggung jawab dalam mengakses dan menyebarkan berita, terutama di era digital yang serba cepat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan