Saksi Tiga Kematian Anak Akibat Keracunan MBG

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Badan Gizi Nasional (BGN) telah merespons isu yang muncul terkait dengan surat pernyataan dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah, yang berhubungan dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pihak BGN menyanggahi penyebutan bahwa mereka tidak akan menanggung tanggung jawab jika terjadi kasus keracunan akibat program tersebut.

Arya Dewa Nugroho, koordinator wilayah BGN Kabupaten Brebes, menyatakan kepada ANTARA pada Rabu (17/9/2025) bahwa informasi yang menginaryakan BGN lepas tangan adalah salah. Menurutnya, hasil mediasi telah menunjukkan bahwa sekolah telah menarik angket yang bersangkutan dan menjelaskan kepada wali murid bahwa angket tersebut hanya terkait dengan alergi siswa.

BGN tetap mengamankan tanggung jawabnya terhadap kejadian luar biasa atau insiden keamanan pangan dalam pelaksanaan MBG. Sementara itu, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MTsN 2 Brebes juga menegaskan bahwa angket yang tersebar tidak dimaksudkan untuk membebaskan pihak sekolah dari tanggung jawab. Sekolah tersebut juga sepakat menjadi pengikut program MBG dengan menandatangani perjanjian kerja sama sesuai dengan petunjuk teknis BGN.

Sebelumnya, surat pernyataan yang beredar di media sosial mendetail poin-poin terkait pelaksanaan MBG di MTsN 2 Brebes. Surat tersebut meminta orang tua untuk menandatangani pernyataan tidak akan gugat jika anak mereka mengalami beberapa kondisi, seperti gangguan pencernaan, alergi makanan, kontaminasi ringan makanan, ketidakcocokan makanan dengan kondisi kesehatan, atau keracunan makanan akibat faktor di luar kendali sekolah atau panitia.

Berdasarkan data riset terbaru, program-program gizi di sekolah seperti MBG terus menghadapi tantangan dalam mengurangi risiko keracunan makanan. Studi menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi petugas sekolah dalam pengelolaan keamanan pangan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengendalian risiko. Analisis unik dan simplifikasi dari situasi ini menunjukkan bahwa komunikasi yang jelas antara sekolah, orang tua, dan pemangku kepentingan lain adalah kunci untuk memastikan keamanan dan kecukupan gizi siswa.

Studi kasus dari sekolah lain yang menerapkan program serupa menunjukkan bahwa implementasi protokol keamanan pangan yang ketat dapat mengurangi insiden keracunan. Infografis yang relevan dapat membantu menyampaikan informasi tentang langkah-langkah pencegahan dan respons terhadap keracunan makanan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami.

Dengan demikian, peningkatan kolaborasi dan pengawasan terus-menerus diperlukan untuk memastikan pelaksanaan program gizi di sekolah berjalan dengan lancar dan aman. Keberanian untuk menjaga kualitas dan keamanan makanan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya dari pihak sekolah atau pemerintah, tetapi juga dari semua pihak yang terlibat. Jaga kualitas makanmu, jaga kesehatan anakmu.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan