Pemerintah Menyimpulkan Hasil Uji Udang Beku yang Diduga Terkontaminasi Radioaktif

Pemerintah, melalui Badan Karantina Indonesia (Barantin), melakukan pemantauan ketat terhadap 18 kontainer udang beku yang diimpor dari Amerika Serikat. Langkah ini diambil setelah ditemukan dugaan pencemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137) dalam produk tersebut.

Sejumlah 387 kontainer yang berisi udang vaname (Vannamei Shrimp) dengan total berat mencapai 5.595,28 ton telah diekspor ke Amerika Serikat pada periode Juni hingga Agustus 2025. Namun, akibat kasus pencemaran yang disangka, seluruh kontainer yang masih dalam perjalanan kembali ke Indonesia untuk dilakukan pemeriksaan ulang.

Drama Panca Putra, Deputi Bidang Karantina Ikan, menjelaskan bahwa seluruh udang yang telah masuk kembali ke wilayah Indonesia telah lolos dari pemeriksaan karantina dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.

“Barantin memastikan bahwa setiap produk impor maupun ekspor yang masuk ke Indonesia bebas dari risiko biologis, kimia, dan fisika. Kasus ini menjadi pelajaran penting untuk memperkuat sistem keamanan pangan di negara kita,” kata Drama pada Rabu (17/9/2025).

Untuk memastikan keamanan produk, Barantin melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk pengujian fisik, pengambilan sampel, dan uji laboratorium. Hasil pengukuran di pelabuhan menggunakan Radioactive Portal Monitor (RPM) menunjukkan tingkat radiasi dalam batas normal (sekitar 9.500 cps). Selain itu, uji laboratorium juga menunjukkan bahwa udang tersebut layak konsumsi, dengan nilai organoleptik 9 (di atas standar minimal 7) dan negatif terhadap kontaminan mikrobiologi seperti Salmonella dan Listeria. Uji kimia juga tidak mendeteksi adanya formalin atau tanda-tanda pembusukan, serta hasil uji radioaktif oleh BRIN menunjukkan tingkat 0,8 Bq/kg.

Untuk mengantisipasi kasus serupa, pemerintah telah memasang portal monitoring radionuklida di Pelabuhan Tanjung Priok. Sisa 366 kontainer, termasuk lima kontainer yang diduga terkena Cs-137, dijadwalkan tiba secara bertahap hingga bulan Oktober 2025. Jika ditemukan positif pencemaran, produk akan dihancurkan di insinerator radioaktif Bapeten. Namun, jika hasil negatif, produk akan diuji lagi untuk memastikan keamanan dan mutu avant peluncurannya kembali ke pasar.

Keamanan pangan menjadi prioritas utama bagi Badan Karantina Indonesia. Proses pemeriksaan yang ketat ini tidak hanya melindungi masyarakat dari potensi bahaya kontaminasi, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang patuh terhadap standar internasional dalam perdagangan pangan. “Masyarakat dan pelaku usaha tidak perlu khawatir, karena pemerintah dan Barantin akan selalu memastikan produk yang beredar adalah aman,” tegas Drama.

Dengan upaya yang serius dan transparan, pemerintah berusaha menjaga kepercayaan konsumen global terhadap produk perikanan Indonesia, sekaligus memperkuat posisi negara dalam pasar ekspor dunia. Langkah-langkah yang diambil menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan, menjadikan Indonesia sebagai negara yang bertanggung jawab dalam rantai suplai pangan global.

Setiap pelaku usaha dan konsumen dapat berharap akan produk yang aman dan berkualitas, dengan dukungan sistem pemeriksaan yang terstruktur dan transparan. Ini bukan hanya tentang memenuhi standar internasional, tetapi juga untuk memberikan kepercayaan yang lebih dalam terhadap produk Indonesia di pasar global.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page