Pemerintah Mengambil Alokasi Rp 200 T dari BI untuk Dialokasikan ke Bank

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah telah menaruh kembali uang sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke dalam sistem keuangan. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, tindakan ini memberikan dukungan yang signifikan terhadap upaya pemerintah dalam mendorong aktivitas ekonomi di negara. Hal ini juga membantu kebijakan BI yang sudah ada.

Kegiatan ini diterima dengan baik oleh Warjiyo karena dianggap memperkuat strategi keuangan negara. Dalam konferensi pers virtual yang dilakukan Rabu (19/9/2025), dia menjelaskan bahwa pembaharuang dana tersebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas di sektor perbankan.

Selain itu, BI juga telah melakukan dua langkah untuk menambah likuiditas. Pertama, mereka menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 4,75%. Kedua, mereka menurunkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SR-BI) sebesar Rp 200 triliun. Warjiyo menjelaskan bahwa SR-BI sekarang berkurang dari Rp 976 triliun menjadi Rp 716 triliun. Hal ini juga bertujuan untuk membantu pemerintah dalam pembiayaan proyek-proyek strategis melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Semua kebijakan yang dilakukan, menurut Warjiyo, dilakukan dengan prinsip-prinsip yang hati-hati dan terukur. Tujuannya adalah untuk menjaga inflasi rendah, stabilitas nilai rupiah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Pertama, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah mentransfer dana sebesar Rp 200 triliun dari BI ke perbankan. Dana ini kemudian dialokasikan kepada lima bank utama. Bank Mandiri, BNI, dan BRI menerima sejumlah Rp 55 triliun, sedangkan Bank Tabungan Negara (BTN) mendapatkan Rp 25 triliun. Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) juga menerima Rp 10 triliun, meskipun jumlahnya lebih kecil.

Purbaya menjelaskan bahwa BSI termasuk dalam penerima dana ini karena merupakan satu-satunya bank yang memiliki cabang di Aceh, sehingga dana bisa digunakan untuk tujuan pembangunan di daerah tersebut. Pengalokasian dana ini diumumkan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (12/9/2025).

Rumus ini membuktikan bahwa kerja sama antara pemerintah dan BI sangat krusial untuk menggerakkan roda ekonomi. Contohnya, dengan adanya dana tambahan ini, bank dapat memberikan pinjaman lebih banyak kepada pelaku usaha, baik skala kecil maupun besar. Hal ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya likuiditas yang lebih baik, bank bisa memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, seperti penawaran produk keuangan yang lebih menarik.

Peran bank dalam menggerakkan ekonomi tidak bisa dipisahkan dari dukungan pemerintah dan BI. Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang tepat, seperti penurunan suku bunga dan penerimaan dana baru, bank bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga menunjukkan bahwa kerja sama antara pemerintah dan lembaga keuangan sangat penting untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan