
Pemegang jabatan CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, telah mengkonfirmasi rencana pemerintah Indonesia untuk mendapatkan 12% saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Menurutnya, proses ini tidak akan memerlukan pengeluaran dana dari pemerintah.
“Saya berambisi meraih 12%,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/9/2025).
“Tanpa biaya, bukan?” tambahnya dengan percaya diri.
Tentang waktu pelaksanaan akuisisi tersebut, Rosan menunggu instruksi dari Presiden Prabowo Subianto. Namun, dia pastikan bahwa angka 12% sudah hampir pasti.
“Sudah hampir pasti. (Waktu pelaksanaan) Segera, sedang menunggu petunjuk dari Bapak Presiden,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia juga telah menyampaikan informasi terbaru tentang rencana peningkatan kepemilikan BUMN di PT Freeport Indonesia. Bahlil menuturkan bahwa pemerintah memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih dari 10% saham di perusahaan tersebut. Saat ini, pemerintah memegang 51% saham di Freeport.
“Aslinya kita sepakat untuk menambah saham Freeport sebesar 10%. Namun, setelah negosiasi, semoga dapat lebih dari itu,” ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Selanjutnya, Bahlil juga diminta untuk mempercepat komunikasi terkait dengan divestasi saham Freeport. Hal ini penting untuk memastikan Freeport dapat melanjutkan operasi di Indonesia.
“Saya diminta untuk mempercepat komunikasi dan ketika sudah pasti, semua akan kita pertimbangkan untuk melanjutkan kontrak,” jelas Bahlil.
Dengan akuisisi saham yang lebih besar, pemerintah Indonesia berharap dapat meningkatkan kontrol dan pengaruh terhadap operasional PT Freeport Indonesia. Ini juga dapat membantu dalam pengelolaan sumber daya alam dan peraturan yang lebih transparan. Selain itu, peningkatan kepemilikan saham ini juga dapat menyediakan lebih banyak manfaat bagi negara, seperti pendapatan yang lebih besar dan pengembangan industri hilir yang lebih kuat.
Dalam konteks global, trend semakin banyak negara yang meningkatkan kepemilikan saham di perusahaan strategis, terutama di sektor energi dan sumber daya mineral. Hal ini dilakukan untuk mengamankan pasokan sumber daya dan memastikan stabilitas ekonomi. Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang luas, juga harus menjaga kepentingan nasional melalui strategi investasi yang tepat.
Kesimpulan yang relevan adalah bahwa langkah ini bukan hanya tentang finansial, tetapi juga tentang strategi jangka panjang. Dengan menguasai saham yang lebih besar, pemerintah dapat lebih efektif dalam mengatur kegiatan pertambangan dan memastikan dampak positifnya bagi pengembangan ekonomi nasional. Ini juga merupakan peluang untuk menarik lebih banyak investasi dan memajukan industri hilir di Indonesia.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.