Peluang Bisnis Olahan Nanas Purbalingga Meraih Pasar Global dengan Dukungan 900 Petani

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Nanas madu dari Desa Siwarak, Purbalingga, Jawa Tengah, kini tak hanya dijual sebagai buah segar. Ngudiono, seorang pengusaha lokal, telah mengolahnya menjadi berbagai produk berlabel Nanas-Qu, termasuk jus, dodol, selai, dan asinan. Inovasi ini dimulai saat harga nanas sering turun pada musim panen. Untuk mengatasi masalah ini, Ngudiono bekerjasama dengan ratusan petani untuk mengolah hasil panen yang berlebihan. Saat ini, jumlah mitra petani sudah mencapai hampir 1.000 orang.

Melalui program Pertapreneur Aggregator, Ngudiono belajar cara mengelola rantai pasokan yang adil, meningkatkan efisiensi produksi, dan meningkatkan penghasilan bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk petani yang terlibat. Program ini, yang diinisiasi oleh PT Pertamina (Persero), bertujuan membantu UMKM untuk berkembang dan naik kelas.

Produksi Nanas-Qu semakin pesat. Awalnya hanya menghasilkan 1.200 hingga 1.500 cup per hari, kini produksi telah meningkat menjadi 5.000 cup sehari. Pertambahan ini dipengaruhi oleh bantuan alat produksi dari Pertamina. Selain itu, tenaga kerja juga bertambah. Dulu hanya tiga orang, kini jumlah karyawan telah lima kali lipat. Ngudiono berharap dalam dua tahun ke depan, usaha ini dapat menyerap hingga 30 pekerja lokal.

Produk Nanas-Qu juga telah melampaui pasar dalam negeri dan berhasil diekspor ke beberapa negara. Ngudiono optimis ekspansi ke Timur Tengah dan Asia Timur akan berhasil. Selain fokus pada bisnis, Nanas-Qu juga peduli lingkungan. Limbah kulit nanas yang sebelumnya dibuang ke sungai, kini diolah menjadi pakan ternak dan pupuk kompos. “Pertapreneur mengajarkan kami untuk peduli pada planet dan masyarakat, namun tetap harus menghasilkan keuntungan,” ujarnya.

Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menjelaskan bahwa program Pertapreneur Aggregator dirancang untuk membantu UMKM naik kelas. Program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperluas jangkauan pemasaran dan menambah lapangan kerja. “UMKM yang naik kelas ini juga memberi manfaat ekonomi kepada kelompok petani dan UMKM sekitar,” tambahnya.

Ngudiono punya cita-cita untuk mengembangkan desa Siwarak sebagai tempat agrowisata nanas. Dia yakin dengan pengembangan industri olahan nanas lokal, kesejahteraan petani dan masyarakat desa akan semakin baik.

Nanas madu dari Desa Siwarak menunjukkan betapa pentingnya inovasi dan kerjasama untuk meningkatkan ekonomi lokal. Dengan mendorong UMKM seperti Nanas-Qu, tidak hanya usaha yang berkembang, tetapi aussi lingkungan dan masyarakat sekitar yang mendapatkan manfaat. Inisiatif seperti ini membuktikan bahwa kemajuan bisa dicapai dengan mengedepankan nilai-nilai berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan