Sosok Dukun Pengganda Uang Tersangka dalam Kasus Pencurian Dolar AS Palsu di Apartemen Kalibata

Polisi telah menemukan bukti baru terkait kasus peredaran uang palsu yang terjadi di Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan. Ternyata, uang palsu tersebut milik tersangka individu bernama H, berusia 45 tahun, yang mengaku sebagai dukun pengganda uang.

Menurut Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Bima Sakti, tersangka H atau yang biasa disebut Romo, ditangkap setelah masyarakat melaporkan aktivitasnya yang mengklaim mampu menggandakan uang. Romo mengajak korban untuk membayar tarif antara Rp 3 juta hingga Rp 20 juta untuk layanan penggandaan uang. Selain itu, ia menunjukkan tumpukan uang dolar AS dan rupiah palsu kepada korban untuk membujuk mereka.

Romo berusaha meyakinkan korban bahwa uang palsu tersebut akan ditukar di tempat money changer, sehingga korban terpengaruh dan akhirnya kehilangan uang mereka. Dengan penampilan yang menyamarkan dirinya sebagai orang cerdas, Romo berhasil menipu enam orang korban. Dalam kasus ini, tersangka W, berusia 45 tahun, juga terlibat sebagai pelaku pembantu yang menyediakan uang palsu.

Penggerebekan terhadap apartemen Romo dilakukan pada Rabu tulisan (10/9/2025) malam. Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipali, mengungkap bahwa polisi telah menangkap dua tersangka, H dan W, dengan dakwaan penyimpanan dan pemilikan uang palsu serta penipuan. Dalam aksi penangkapan tersebut, polisi menyita ratusan lembar uang palsu, termasuk 88 lembar pecahan USD 100 dan 32 lembar pecahan Rp 100.000.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kasus penipuan uang palsu semakin mara di berbagai wilayah, termasuk Jakarta. Penipuan uang palsu seringkali dilakukan dengan cara yang cerdas, seperti yang dilakukan oleh Romo. Korban sering kali terpengaruh karena keinginan untuk mendapatkan keuntungan cepat, sehingga lebih mudah terperdaya. Penggunaan uang palsu juga dapat merugikan ekonomi negara karena mengganggu stabilitas valuta dan memperburuk keyakinan masyarakat terhadap sistem keuangan.

Analisis unik dan simplifikasi menunjukkan bahwa penipuan uang palsu bukan hanya masalah hukum, tetapi juga masalah psikologis. Penipu sering menggunakan taktik manipulasi yang kuat untuk menarik perhatian korban. Dalam kasus ini, Romo menggunakan kepercayaan dan penampilan yang professional untuk menipu korban. Pemerintah dan masyarakat perlu lebih waspada terhadap kasus penipuan seperti ini dan meningkatkan kesadaran akan bahaya uang palsu.

Kasus ini menjadi pesan penting bagi semua orang untuk selalu waspada terhadap penawaran yang terlalu menjanjikan. Jika ada penawaran uang ganda atau investasi yang terlihat mencurigakan, sebaiknya segera melaporkan kepada otoritas keamanan. Kerjasama antara masyarakat dan polisi sangat penting untuk mengatasi kasus penipuan seperti ini. Dengan berkomitmen untuk menjaga keamanan keuangan kita, kita dapat bersama-sama mencegah penipuan dan menjaga stabilitas ekonomi.

Ketika menghadapi situasi yang mencurigakan, selalu ingat bahwa keuntungan yang terlihat cepat seringkali memiliki risiko besar. Penting untuk selalu memeriksa dan memastikan keaslian uang atau investasi sebelum mengambil keputusan. Dengan pengetahuan dan kesadaran yang lebih baik, kita dapat melindungi diri dari penipuan dan menjaga keamanan finansial kita.

Baca juga Berita lainnya di News Page