Review POCO F7 Setelah Pemakaian 3 Bulan: Tetap Unggul dalam Performa

anindya

By anindya

POCO F7 hadir sebagai penerus generasi sebelumnya yang sempat mengalami kelangkaan stok saat peluncuran perdana. Menghadirkan desain yang lebih segar dengan material body yang kokoh, performanya tetap unggul di kelas mid-range meski memiliki beberapa kelemahan kecil.

Skor Antutu tinggi? Tersedia. Kemampuan menjalankan game populer dengan fps tinggi? Bisa. Baterai besar? Ada. Kualitas kamera meningkat, dan bodi ponsel terasa jauh lebih solid dibandingkan pendahulunya, POCO F6. Namun masalah pemanasan pada bodi masih menjadi catatan khusus.

Masalah ini bisa dianggap sepele tergantung pola penggunaan, dan sebenarnya umum terjadi pada ponsel berorientasi performa tinggi tanpa pembatasan yang ketat untuk menjaga suhu. Lalu, apakah semua fitur yang ditawarkan membuatnya lebih menarik daripada generasi sebelumnya? Simak ulasan lengkapnya.

Pertama, mari bahas desain. Saat pertama kali memegang POCO F7, yang mengejutkan adalah kesan solid pada bodinya. Meski tidak terlihat dari tampilan visual, ponsel ini jauh lebih kokoh dibandingkan pesaing di rentang harga serupa seperti iQOO Neo 10, Galaxy A56, dan Honor 400. Bingkainya sangat terasa premium.

Dibandingkan generasi sebelumnya yang cenderung biasa saja, POCO F7 memiliki ciri khas lebih menonjol—dengan sentuhan “gaming” lewat aksen pada modul kamera, namun tetap stylish untuk pengguna umum. Warna putih menjadi pilihan terbaik karena selain cerah, juga mampu menyamarkan bekas sidik jari.

Bagi yang menyukai gaya gaming lebih kuat, tersedia opsi two-tone dengan bagian atas bodi yang terlihat transparan, seolah menampilkan komponen di dalamnya. Ketahanan juga ditingkatkan dengan sertifikasi IP68, membuatnya tahan debu dan air. Meski lebih tebal (8,2mm) dan berat (215 gram) dibandingkan POCO F6, hal ini sebanding dengan material premium dan kapasitas baterai yang lebih besar.

Selanjutnya, aspek layar. Jika kualitas layar menjadi prioritas, POCO F7 layak dipertimbangkan. Dengan dimensi 6,83 inci, layarnya luas namun tetap nyaman di genggaman berkat bezel yang sangat tipis. Menggunakan panel AMOLED 1.5K dengan refresh rate 120Hz, layar ini cocok baik untuk gamer maupun pengguna biasa.

Touch sampling rate mencapai 480Hz, bahkan bisa naik hingga 2.560Hz dalam mode Game Turbo. Kecerahan maksimal 3.200 nits memudahkan penggunaan di bawah sinar matahari, sementara profil warna yang beragam memungkinkan penyesuaian sesuai kebutuhan—mulai dari yang vibrant hingga akurat untuk pekerjaan kreatif. Sertifikasi TUV Rheinland juga hadir untuk mengurangi kelelahan mata. Satu-satunya kelemahan adalah proteksi Gorilla Glass 7i yang tergolong standar.

Bagaimana dengan kamera? Meski bukan andalan utama, kamera POCO F7 cukup mumpuni untuk kebutuhan harian. Spesifikasinya mirip dengan pendahulunya: sensor utama 50MP dengan OIS, ultra-wide 8MP, dan kamera depan 20MP. Namun, diafragma sedikit lebih besar (f/1.5), sehingga hasil fotonya menunjukkan peningkatan dalam detail, zoom 2x, dan mode malam.

Meski masih kalah dari iQOO Neo 10 dalam hal kualitas ultra-wide, hasil fotonya tetap menarik dengan warna yang siap diunggah ke media sosial. Kamera selfie juga cukup baik, bahkan dalam kondisi cahaya rendah. Untuk melihat contoh foto lebih lengkap, bisa dilihat di album yang tersedia.

Dari sisi fitur, POCO F7 menjalankan HyperOS 2 berbasis Android 15, dengan janji pembaruan OS selama 4 tahun dan keamanan hingga 6 tahun. Tidak banyak iklan mengganggu, kecuali notifikasi dari beberapa aplikasi bawaan yang bisa dimatikan.

Banyak fitur berbasis software untuk gaming, tapi yang mengejutkan adalah kelengkapan fitur AI untuk produktivitas dan editing foto. Mulai dari AI Writing untuk koreksi tulisan, AI Speech Recognition untuk transkrip suara, hingga edit foto seperti AI Image Expansion dan AI Remove Reflection.

Integrasi dengan AI Google (Circle to Search dan Gemini Live) juga tersedia. Chip Surge T1S meningkatkan performa jaringan, sementara speaker stereo-nya cukup lantang dengan bass yang terasa. Di Indonesia, hanya tersedia satu varian: RAM 12GB dan penyimpanan 512GB tanpa slot microSD. Fitur tambahan seperti sensor inframerah untuk mengontrol perangkat elektronik masih dipertahankan.

Performanya? Snapdragon 8s Gen 4 menjadi jantung POCO F7, didukung RAM LPDDR5x dan penyimpanan UFS 4.1. Sistem pendingin 3D dual-channel disebut sebagai yang terbesar di seri POCO.

Game populer seperti PUBG Mobile dan Genshin Impact bisa dijalankan dengan fps tinggi, meski suhu perangkat cenderung panas. Masalah ini sebenarnya wajar di ponsel performa tinggi, meski pesaing seperti iQOO Neo 10 berhasil mengatasinya lebih baik. Bagi yang sering bermain game intensif, disarankan menggunakan pendingin eksternal.

Baterai 6.500 mAh tahan hingga dua hari untuk penggunaan ringan, atau sehari penuh untuk aktivitas berat seperti fotografi dan hotspot. Pengisian daya 90W mengisi 50% dalam 15 menit, dan 100% dalam 40 menit. Fitur reverse charging 22,5W juga tersedia.

Secara keseluruhan, POCO F7 menawarkan harga kompetitif dengan chipset tangguh, memori besar, baterai tahan lama, dan desain yang stylish. Meski ada masalah pemanasan dan kamera yang belum paling unggul, ponsel ini tetap menjadi pilihan menarik di kisaran Rp5-6 jutaan.

Dengan layar berkualitas flagship, performa tinggi, dan fitur tambahan seperti AI, POCO F7 bisa memberikan pengalaman lengkap bagi pengguna. Jika masalah suhu bukan halangan besar, ponsel ini layak dipertimbangkan.

Memilih ponsel selalu tentang keseimbangan antara kebutuhan dan anggaran. POCO F7 menawarkan performa tinggi dengan harga terjangkau, meski dengan beberapa kompromi kecil. Bagi yang mencari daya tahan baterai dan kekuatan hardware, ini adalah pilihan solid. Namun, jika kamera adalah prioritas utama, mungkin perlu mempertimbangkan opsi lain. Bagaimanapun, inilah bukti bahwa teknologi premium semakin bisa dinikmati di segmen mid-range.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan