Rencana penataan kawasan Dadaha belum sepenuhnya siap meskipun telah ada perwalian.

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, membahas tentang kondisi kawasan Dadaha yang menjadi perhatian masyarakat. Menurutnya, meskipun telah ada Peraturan Wali Kota (Perwalkot) yang mengatur penataan Dadaha sejak tahun 2017, rencana penataan tersebut masih perlu ditingkatkan maturitasnya sebelum dilaksanakan.

Viman telah mengadakan diskusi dengan berbagai pejabat terkait, termasuk di Mako Satpol PP, pada Selasa (16/9/2025). Dalam diskusi tersebut, dia menyatakan bahwa proses perencanaan penataan di kawasan ini tidak bisa dilakukan dengan cepat atau instan. Langkah-langkah yang akan diambil akan dibahas bersama dinas terkait, karena beberapa tahapan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Menurut Viman, Perwalkot yang sudah ada dapat dijadikan pedoman oleh masing-masing instansi yang bertanggung jawab. Setiap dinas memiliki wewenang yang perlu dilaksanakan untuk menjadikan Dadaha lebih teratur. Langkah teknis selanjutnya akan dibahas lebih lanjut oleh instansi terkait.

Viman juga mengakui bahwa isu utama saat ini terkait dengan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Dadaha. Pemerintah kota juga mempertimbangkan penataan PKL di wilayah lain, seperti kawasan pedestrian Jalan Cihideung dan HZ Mustofa. Namun, dia menekankan bahwa penataan tidak hanya bergantung pada ketegasan pemerintah, tetapi juga kesadaran masyarakat dalam menjaga ketertiban. Viman mengungkapkan bahwa konsistensi aturan sangat sulit, dan pemerintah membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk menjalankan upaya penataan secara efektif.

Viman Alfarizi Ramadhan, wali kota Tasikmalaya, telah mengakui bahwa penataan kawasan Dadaha tetap membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang. Meskipun sudah ada Peraturan Wali Kota (Perwalkot) sejak 2017, langkah-langkah teknis masih perlu dipersiapkan dengan baik. Viman menekankan bahwa penataan tidak hanya bersandar pada pemerintah, tetapi juga butuh partisipasi masyarakat untuk menjaga ketertiban dan konsistensi aturan. Dengan dukungan bersama, kawasan Dadaha dapat menjadi lebih teratur dan nyaman bagi semua pelaku usaha dan masyarakat.

Studi kasus penataan kawasan pelancong dan pedagang kaki lima di beberapa kota besar menunjukkan bahwa kesuksesan penataan seringkali tergantung pada kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Contohnya, penataan kawasan wisata di Bandung yang melibatkan pemuda-pemudi lokal dalam menjaga kerapihan telah berhasil meningkatkan keindahan dan kenyamanan kawasan tersebut. Hal ini menguatkan pandangan Viman bahwa dukungan masyarakat adalah kunci utama dalam upaya penataan.

Infografis yang menampilkan perbandingan antara kawasan yang teratur dan tidak teratur juga dapat menjadi bahan edukasi bagi masyarakat. Visualisasi ini membantu masyarakat memahami pentingnya kolaborasi dalam menjaga ketertiban. Dengan demikian, penataan kawasan Dadaha tidak hanya akan lebih efektif, tetapi juga dapat menjadi model untuk kawasan lainnya di Tasikmalaya.

Masyarakat Tasikmalaya diharapkan dapat menjadi bagian aktif dalam upaya penataan kawasan Dadaha. Dengan kesadaran dan partisipasi yang tinggi, kawasan ini dapat menjadi tempat yang lebih ramah bagi semua penggunanya. Keberhasilan penataan tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada tanggung jawab bersama untuk menjaga ketertiban dan keindahan lingkungan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan