Pelita Air dan Garuda dinilai untuk kemungkinan merger

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagatha Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani mengungkapkan pendapatnya mengenai rencana penggabungan antara maskapai PT Pertamina (Persero), Pelita Air dan PT Garuda Indonesia (Persero). Sebelumnya, rencana tersebut telah disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (11/9/2025).

“Masih dalam proses penilaian,” tutur Rosan setelah menghadiri acara Goyong Royong Perumahan Warisan Bangsa di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Ketika ditanya tentang jadwal penyerahan hasil evaluasi, Rosan menjawab bahwa tidak ada target waktu tertentu. Yang penting menurutnya, proses penilaian sedang berjalan dengan baik.

“Tidak ada target waktu yang ditetapkan. Yang penting, proses evaluasi dilakukan dengan benar,” ujar Rosan, yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM.

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menjelaskan bahwa rencana merger antara Garuda Indonesia dan Pelita Air saat ini masih dalam tahap awal perencanaan. “Konsolidasi BUMN di sektor penerbangan hingga saat ini masih dalam tahap awal, dan Perseroan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait,” kata Wamildan dalam keterbukaan informasi, Selasa (16/9/2025).

Wamildan menyampaikan bahwa Garuda sedang dalam diskusi awal dengan semua pihak yang terlibat. Ia berjanji akan memberikan laporan lebih lanjut jika ada perkembangan signifikan.

“Kami akan memberikan informasi lebih lanjut concernant progres merger ini jika ada perkembangan yang signifikan terkait tahapan atau realisasi rencana strategis tersebut,” katanya.

Wamildan juga menambahkan bahwa saat ini Garuda fokus pada peningkatan kinerja melalui pembenahan modal, optimalisasi strategi seperti restorasi armada, pemulihan ekosistem usaha, dan peningkatan jumlah penumpang. Namun, dampak dari rencana merger ini masih belum dapat dipastikan.

“Dampak dari aksi korporasi ini akan diketahui oleh Perseroan setelah dilaksanakan studi mendalam bersama pihak-pihak terkait di tahap selanjutnya,” menjelaskan Wamildan.

Penyatuan kedua maskapai BUMN ini diharapkan dapat menggabasarkan operasional dan meningkatkan daya saing di industri penerbangan domestik. Namun, prosesnya memerlukan analisis yang matang untuk memastikan hasil optimal bagi semua pihak. Dengan pengalaman yang telah dimiliki Garuda di pasar, serta dukungan infrastruktur dari Pertamina melalui Pelita Air, kemungkinan besar merger ini akan membawa perubahan positif bagi keduanya.

Sebagai langkah strategis yang telah dilakukan beberapa perusahaan BUMN, konsolidasi seperti ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk mempersatukan sumber daya dan keahlian agar dapat bersaing di pasar global. Untuk pelanggan, ini bisa berarti peningkatan layanan, rute penerbangan yang lebih banyak, dan kemungkinan penurunan harga tiket.

Pertimbangan utama dalam penggabungan ini juga melibatkan pengaruh terhadap tenaga kerja. Pastikan bahwa proses ini tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan manfaat bagi karyawan dan komunitas. Dengan demikian, rencana merger ini bukan hanya tentang peningkatan angka, namun juga tentang pembangunannya secara menyeluruh.

Setiap langkah yang diambil dalam merger ini perlu dilakukannya dengan cermat dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Dengan demikian, penerbangan Indonesia tidak hanya akan lebih kuat, tetapi juga lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan