
Benjamin Netanyahu, pemimpin Israel, menolak untuk mengabaikan kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap para pemimpin Hamas yang berada di luar negeri. Pernyataan ini datang setelah Israel melakukan serangan mendadak ke Qatar, yang menuai berbagai tanggapan negatif. Menurut Netanyahu, prinsip bahwa teroris tidak boleh memiliki perlindungan di mana pun mereka berada bukanlah atas keputusan pribadinya. Ujarannya ini disiarkan oleh Reuters dan Sky News pada Selasa (16/9/2025) saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, yang sedang mengunjungi Yerusalem pekan ini.
Rubio menghadiri kunjungan ini untuk menunjukkan dukungan yang kuat terhadap kebijakan keras Israel, meskipun pemerintah AS telah mengekspresikan kekhawatiran terhadap serangan Israel di wilayah Qatar. Kedua negara tersebut adalah sekutu penting Amerika Serikat. Serangan yang dilakukan Israel pada 9 September 2025, yang ditujukan terhadap pemimpin senior Hamas di Doha, ibu kota Qatar, telah mencatat korban jiwa enam orang, termasuk lima anggota Hamas dan seorang petugas keamanan lokal Qatar. Ada klaim dari Hamas bahwa beberapa pemimpin senior, termasuk Khalil al-Hayya, seorang pejabat senior dalam tim negosiasi, berhasil selamat.
Dalam wawancara bersama Netanyahu, Rubio menegaskan bahwa satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik di Gaza adalah dengan Hamas membebaskan semua sandera dan menyerah. Meskipun AS berusaha mencari solusi diplomatik, Rubio juga mengakui kemungkinan bahwa upaya tersebut mungkin tidak berhasil. “Sebaik baiknya keinginan kita untuk menemukan jalan damai dan diplomatik, kita tetap harus bersiap menghadapi kemungkinan bahwa itu tidak akan terjadi,” ungkapnya.
Hamas seharusnya berhenti menjadi elemen bersenjata yang mengganggu keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut. Kunjungan Rubio ke Israel jatuh pada saat pertemuan darurat negara-negara Arab dan Islam di Qatar untuk merespons serangan Israel. Saat ditanya tentang tanggapan AS terhadap serangan di Doha, Rubio tidak memberikan jawaban langsung, tetapi berbicara tentang pentingnya Qatar dalam perundingan. Setelah mengunjungi Israel, Rubio berencana untuk pergi ke Qatar sebagai bentuk dukungan kepada sekutu AS di Timur Tengah.
Pada 2025, terdapat kemajuan dalam teknologi militer yang memungkinkan serangan presisi seperti yang dilakukan Israel. Hal ini mengubah dinamika konflik di Timur Tengah, membuat negara-negara harus lebih waspada terhadap ancaman yang mungkin datang dari berbagai lokasi. Analisis dari para ahli menunjukkan bahwa serangkaian serangan seperti ini menunjukkan perubahan strategi militer dan diplomasi di kawasan tersebut. Insight menarik yang dapat diambil dari situasi ini adalah pentingnya kerja sama internasional untuk mengatasi konflik dan menjaga stabilitas global. Dalam wereld yang semakin kompleks, solusi diplomatik dan militer harus seimbang untuk mencegah eskalasi yang lebih besar.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.