Negosiasi Impor Nikel Dilanjutkan, Pemerintah Indonesia Meminta Presiden AS Trump Membatalkan Tarif

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengonfirmasi bahwa negosiasi terkait tarif impor dengan Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. AS telah memberikan janji untuk mengurangi bea masuk pada berbagai komoditas, termasuk nikel. Tidak lama yang lalu, AS juga telah merilis perjanjian perdagangan yang memberikan pembebasan tarif untuk produk tertentu, seperti nikel, emas, logam lainnya, serta bahan farmasi dan kimia dari negara-negara seperti Jepang dan Uni Eropa.

“Kita masih menunggu respon dari AS,” ujar Budi kepada para wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada hari Senin (15/9/2025). Dalam perjanjian tersebut, Indonesia tidak termasuk dalam daftar negara yang menerima pembebasan tarif impor nikel, namun Budi menegaskan bahwa negosiasi masih berlangsung dan menunggu jadwal pertemuan antara kedua negara.

“Prosesnya masih berjalan, kita masih menunggu jadwal baru. Sampai sekarang belum ada jadwal dari AS, sehingga masih dalam tahap persiapan,” tambahnya.

Menurut Reuters, Presiden AS, Donald Trump, telah menandatangani perintah eksekutif yang memberikan pengecualian tarif resiprokal kepada beberapa mitra dagang, yang berlaku sejak Senin (8/9) pekan lalu. Perjanjian ini mencakup 45 kategori produk, termasuk nikel, emas, logam, bahan farmasi, dan kimia. AS berkomitmen untuk memberikan tarif lebih rendah pada produk yang tidak dapat diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengungkapkan bahwa Indonesia tetap bernegosiasi dengan AS, meski tarif impor telah diturunkan dari 32% menjadi 19%. Proses ini dilakukan sambil menunggu pelaksanaan kebijakan baru yang berlaku sejak 1 Agustus 2025. Susiwijono, yang turut serta dalam pertemuan dengan pemerintah AS, menyatakan bahwa meskipun tarif resmi telah ditetapkan oleh Presiden Trump pada 19%, masih ada ruang untuk negosiasi lebih lanjut.

“Tarif resiprokal yang ditetapkan oleh Trump telah final pada 19%, namun masih ada ruang untuk negosiasi,” katanya kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025). Pemerintah Indonesia berusaha agar beberapa komoditas utama yang sangat dibutuhkan AS, seperti minyak sawit mentah (CPO), kopi, kakao, nikel, dan karet, dapat dibebaskan dari tarif atau dikenakan tarif 0%. “Beberapa produk kami sangat penting bagi AS, tidak bisa diproduksi di sana, tapi sangat berguna jika diekspor dari Indonesia. Kita nego supaya tarifnya 0%. Produk-produk seperti CPO, kopi, kakao, hingga nikel masih dalam proses negosiasi,” tulisnya.

Negosiasi tarif impor dengan AS masih dalam proses, dan Indonesia berharap dapat memperoleh kemudahan dalam ekspor komoditas strategis. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan