Musim Hujan Tiba Lebih Awal, Ancaman Bencana Hidrometeorologi Meningkat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menurut BMKG, musim hujan di Indonesia untuk periode 2025-2026 diperkirakan tiba lebih cepat daripada biasanya. Sebagian besar wilayah akan mulai mengalami hujan sejak Agustus 2025, dengan perluasan hingga November 2025. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menjelaskan bahwa pola ini berbeda dengan rata-rata iklim 30 tahun terakhir.

Puncak musim hujan diperkirakan berlangsung pada November-Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua akan mengalami puncak hujan pada Januari-Februari 2026. Dari total 699 Zona Musim (ZOM), 79 di antaranya akan memasuki musim hujan pada September 2025, mencakup Sumatera Utara, Riau, dan sebagian Kalimantan Selatan.

Hampir 42% ZOM diperkirakan mengalami musim hujan lebih awal dibandingkan rata-rata, sementara hanya 8% yang akan lebih lambat. Sebagian besar wilayah diperkirakan memiliki curah hujan normal, tetapi sekitar 27,6% ZOM, termasuk Jawa Barat dan Sulawesi, berpotensi mengalami hujan lebih intens.

Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Klimatologi BMKG, menyebutkan bahwa kondisi IOD negatif dan suhu laut yang lebih hangat turut memengaruhi pola hujan. Fenomena ini meningkatkan pasokan uap air dari Samudra Hindia, mempercepat pembentukan awan hujan.

Antisipasi diperlukan untuk mengurangi risiko banjir, tanah longsor, dan penyakit seperti DBD. Sektor pertanian perlu menyesuaikan jadwal tanam, sementara pengelola waduk harus mengoptimalkan penyimpanan air sejak awal musim. BMKG mendorong pemanfaatan informasi cuaca untuk perencanaan yang lebih baik.

Masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dengan membersihkan saluran air dan memahami langkah mitigasi. Dengan persiapan yang matang, dampak negatif musim hujan dapat diminimalkan, sekaligus memanfaatkannya untuk mendukung produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan