Kepastian Penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia Menurut Menhub

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi telah menyampaikan pendapatnya tentang rencana penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Ia mengharapkan agar proses ini tidak menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawan.

Dudy menegaskan bahwa pelaksanaan merger ini sepenuhnya diserahkan kepada PT Pertamina (Persero), perusahaan induk yang bertanggung jawab. “Pelita Air sekarang berada di bawah pertamina, yang harus mengevaluasi peluang merger. Pentingnya proses ini adalah untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik,” katanya di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).

Ketika ditanya tentang risiko PHK, Dudy berharap hal tersebut tidak terjadi. Menurutnya, Pelita Air memiliki kondisi keuangan yang kuat dan dapat membantu Garuda Indonesia. “Kita berharap tidak terjadi PHK karena Pelita Air sehat dan bisa mendukung Garuda,” ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri telah mengungkapkan bahwa beberapa unit usaha non-utama akan dipisahkan untuk fokus pada sektor minyak, gas, dan energi terbarukan. Salah satu rencananya adalah penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia, yang akan dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Simon menjelaskan bahwa usaha ini akan dikategorikan berdasarkan sektor, seperti asuransi, pelayanan kesehatan, dan hospitality. “Untuk maskapai penerbangan, kami sedang mempertimbangkan penggabungan dengan Garuda Indonesia,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025).

Penggabungan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing industri penerbangan nasional. Dengan koordinasi yang baik, diperkirakan akan membawa manfaat bagi kedua perusahaan serta konsumen.

Rencana ini juga menyentuh sektor-sektor lain, seperti asuransi dan layanan kesehatan, yang akan diatur dalam roadmap yang telah disiapkan oleh Danantara. Hal ini menunjukkan komitmen Pertamina untuk optimalisasi aset dan pengembangan bisnis yang lebih fokus.

Lihat juga studi kasus:

  • Efek merger pada perusahaan penerbangan di Indonesia
  • Strategi konsolidasi bisnis di era ekonomi digital

Setiap langkah strategis seperti ini menunjukkan upaya besar untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor industri. Dengan pengelolaan yang bijak, penggabungan ini dapat menjadi contoh sukses dalam meningkatkan daya saing perusahaan dan memenuhi kebutuhan pasar.

Pelita Air dan Garuda Indonesia saat ini memegang posisi strategis dalam industri transportasi. Dengan kerja sama ini, mereka dapat lebih bersaing di pasar global dan memberikan pelayanan yang lebih terpercaya.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan