DPRD Kota Banjar Dimintai Kajian atas Dugaan Urusan Dapur Makan Bergizi Gratis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Debat telah timbul terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Banjar. Beberapa anggota DPRD Kota Banjar diduga terlibat dalam pengelolaan dapur MBG, padahal tugas tersebut seharusnya dijalankan oleh tim pelaksana di lapangan.

Sutopo, yang menjabat sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Ketua DPRD Kota Banjar, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penilaian melalui Badan Kehormatan (BK). Ia menyampaikan bahwa peran anggota dewan perlu ditinjau kembali agar tidak melanggar aturan. “Kita perlu mengetahui apa saja aturan yang berlaku,” katanya, Minggu, 14 September 2025. Langkah ini dianggap penting untuk menghindari masalah etika dan menjaga kepercayaan masyarakat.

Sutarno, Wakil Ketua DPRD Kota Banjar dan Ketua Partai Gerindra, menjelaskan bahwa kader partai hanya berperan sebagai pengawas dan pendamping, bukan pengelola dapur. Menurutnya, partai diminta untuk membantu program nasional tersebut, bukan untuk mengoperasionalkan dapur secara langsung. Ia juga mengungkapkan bahwa dari target 40 ribu dapur MBG di Jawa Barat, saat ini hanya sekitar 800 dapur yang beroperasi. Target akhir tahun ini adalah 2.500 dapur. “Kami juga mengawasi dan memantau program ini untuk memastikan kelancarannya,” tambahnya.

Rossi Hernawati, anggota DPRD Kota Banjar, menjelaskan bahwa program MBG sangat strategis untuk mengurangi stunting dan meningkatkan kesehatan anak. Ia juga memastikan bahwa legislator lebih berperan sebagai pengawas dan fasilitator, termasuk membantu mitra pelaksana memenuhi persyaratan teknis pendirian dapur. Selain sebagai pusat distribusi pangan bergizi, dapur MBG juga diharapkan dapat mendukung UMKM lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan menghidupkan kembali semangat gotong royong di masyarakat.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Banjar memiliki dampak yang signifikan tidak hanya dalam peningkatan gizi anak, tetapi juga dalam menggalvanisasi ekonomi lokal. Keberadaan dapur-dapur ini telah membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang, sementara komitmen dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mencapai visi generasi emas 2045. Saat ini, meski masih ada tantangan, harapan tinggi bahwa program ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Banjar.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan