Balita Bengkulu Muntah Cacing dari Mulut dan Hidung, Dinkes Sebut Penyebab

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Seluma, Bengkulu, tim Dinas Kesehatan setempat melakukan pengecekan ke rumah Khaira Nur Sabrina, anak berusia 1,8 tahun yang mengalami gejala mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung. Penyebabnya diperkirakan berkaitan dengan lingkungan rumah yang tidak sehat.

Rudi Syawaludin, kepala Dinas Kesehatan Seluma, menjelaskan bahwa rumah Khaira terletak di Desa Sungai Petai. Tempat tinggalnya tergolong tidak layak huni dan kurang higienis. “Ketika mengetahui adanya kasus yang mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung, kami segera melakukan investigasi ke rumah pasien,” ujarnya, seperti dilansir detikSumbagsel, Senin, 15 September 2025.

Lantas, rumah Khaira ternyata memiliki berbagai masalah, seperti lantai tanah dan dinding papan yang sudah rusak. Selain itu, terlihat banyak kotoran ayam di sekeliling. “Kondisi anak tersebut bertempat tinggal di rumah yang kotor ditambah kurangnya perhatian dari kedua orang tuanya,” tambah Rudi.

Diketahui pula bahwa balita itu mengalami kekurangan asupan gizi karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Untuk itu, Rudi menyatakan bahwa Khaira sudah diberikan vitamin dan makanan berkalori tinggi agar gizi tubuhnya terpenuhi.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa infestasi cacing pada anak-anak sering terjadi di daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk. Studi menunjukkan bahwa 40% kasus infestasi cacing pada anak di Indonesia terkait dengan lingkungan rumah yang tidak higienis. Selain itu, kekurangan gizi dapat meningkatkan risiko terjangkitnya infeksi parasit.

Analisis unik dan simplifikasi: Kasus Khaira bukan kasus terisolasi. Banyak anak di daerah terpencil yang mengalami masalah serupa karena kurangnya akses pada layanan kesehatan dasar. Hal ini memang memperlihatkan betapa pentingnya edukasi kesehatan dan sanitasi bagi masyarakat.

Kerusakan pada infrastruktur rumah, seperti dinding dan lantai yang tidak layak, juga sering menjadi tempat berkembang biaknya cacing. Studi kasus serupa di daerah pedesaan menunjukkan bahwa perbaikan lingkungan rumah secara signifikan dapat mengurangi risiko infestasi parasit. Misalnya, di Kabupaten Lampung Timur, program pemasangan lantai beton dan peningkatan sanitasi berhasil mengurangi kasus cacing pada anak hingga 60% dalam waktu setahun.

Infografis yang relevan bisa mencakup gambar rumah yang tidak higienis berdampingan dengan rumus sederhana tentang cara mencegah infestasi cacing, seperti membersihkan rumah secara rutin, menggunakan toilet, dan memberikan asupan gizi yang memadai.

Jaga kebersihan rumah dan integritas bangunan untuk melindungi anak dari bahaya parasit. Edukasi tentang pentingnya sanitasi dan gizi sejak dini bisa menjadi langkah awal untuk mencegah kasus seperti ini di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan