Bahlil Laporkan Prabowo tentang Longsor di Tambang Bawah Tanah Freeport

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai kecelakaan longsor yang terjadi di tambang bawah tanah blok Grasberg Cave di Papua Tengah. Dalam insiden ini, tujuh karyawan PT Freeport Indonesia masih terjebak akibat longsor tersebut.

Bahlil menuturkan bahwa kondisi di lokasi penambangan bawah tanah di Timika mengalami longsor, dan informasi tersebut sudah disampaikannya kepada Presiden. Ucapannya dilakukan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Senin (15/9/2025).

Tim dari Kementerian ESDM telah hadir di tempat kejadian sejak beberapa hari yang lalu. Bahlil mengonfirmasi bahwa tujuh karyawan tersebut masih terjebak di bawah longsor. Upaya pencarian masih berlangsung tanpa hebat.

Kegiatan operasi tambang di area tersebut saat ini telah dihentikan sementara. Menurut Bahlil, karyawan yang terjebak masih dalam kondisi yang tidak dapat dievakuasi dengan mudah. Proses pencarian terus berlanjut tanpa progress signifikan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa upaya pencarian tujuh orang tersebut masih dalam tahap penanganan. Tim penyelamat sedang berusaha untuk membuka jalur evakuasi dari material-material yang menutup akses.

Dari tujuh orang yang terjebak, tercatat ada satu Warga Negara Chili, satu Warga Negara Afrika Selatan, dan lima Warga Negara Indonesia. Upaya penyelamatan masih terus dilakukan untuk membuka jalur evakuasi yang terhambat.

Pada 2025, teknologi penambangan bawah tanah telah berkembang pesat, dengan penggunaan sistem otomatisasi dan monitoring real-time untuk meningkatkan keselamatan pekerja. Namun, longsor masih menjadi ancaman utama di tambang bawah tanah yang kompleks seperti Grasberg.

Studi kasus yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Tambang (LPT) menunjukkan bahwa 60% insiden longsor di tambang bawah tanah dapat dicegah dengan penerapan protokol keselamatan yang lebih ketat dan pemantauan geologis yang lebih intensif. Hal ini menguatkan kebutuhan akan investasi lebih besar dalam teknologi pengawasan tambang.

Dalam kasus ini, penting untuk mengevaluasi kembali standar keselamatan yang berlaku di tambang bawah tanah, terutama di daerah geologis yang rentan seperti Papua. Keberhasilan penyelamatan pekerja tersangka akan bergantung pada koordinasi antara tim penyelamat, teknologi yang digunakan, dan implementasi protokol keselamatan yang tepat.

Sementara itu, kesempatan untuk mengembangkan teknologi baru yang dapat mengurangi risiko longsor di tambang bawah tanah menjadi prioritas. Dengan adanya dukungan pemerintah dan investasi dari perusahaan pertambangan, kemungkinan kemajuan dalam hal ini akan lebih besar.

Meskipun tantangan masih ada, semangat kerja tim penyelamat dan dukungan teknologi terkini memberikan harapan bagi keluarga dan kolega pekerja yang tersangkut. Kerjasama internasional dalam penanganan crisis ini juga penting untuk memastikan semua upaya dilakukan dengan optimal.

Dalam industri pertambangan, setiap insiden seperti ini menjadi pelajaran berharga. Meningkatkan kesadaran keselamatan dan investasi dalam teknologi yang lebih maju adalah langkah penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan