Ular Piton Burma Menelan Piton Batik, Ilmuwan Tercengang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di India, para peneliti menyaksikan peristiwa langka pada tahun 2020 ketika seekor ular piton Burma (Python bivittatus) menyerang dan memakan ular piton reticulata (Malayopython reticulatus). Kejadian ini kemungkinan menjadi kasus pertama yang tercatat tentang dua spesies ular terbesar di dunia yang saling memangsa. Proses penelanan berlangsung sekitar dua jam, dengan piton Burma memakan rekannya yang masih hidup dari ekor hingga seluruh tubuhnya masuk.

Di Indonesia, ular piton reticulata dikenal sebagai sanca batik dan banyak ditemukan di Asia Tenggara serta Asia Selatan. Penelitian ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Reptiles and Amphibians pada Agustus 2024, empat tahun setelah peristiwa tersebut terjadi. “Ini situasi yang sangat tidak biasa, menemukan kedua ular ini di tempat yang sama,” ungkap Ashikur Rahman Shome, ahli ekologi dari Universitas Dhaka, Bangladesh.

Saat para ilmuwan tiba, piton Burma yang berukuran 3 meter sedang melilit ekor piton reticulata yang sedikit lebih besar. Meski sempat melawan dengan melilit balik, sanca batik akhirnya kalah dan ditelan perlahan. Piton Burma bisa tumbuh hingga 5,8 meter, sementara piton reticulata bisa mencapai 7,6 meter, menjadikannya ular terpanjang di dunia.

Peristiwa ini terjadi di Chittagong, Bangladesh, salah satu wilayah langka di mana kedua spesies ini hidup berdampingan. Keduanya memangsa mangsa yang sama, seperti mamalia, burung, dan kadal. Meski belum pasti alasan serangan ini, diduga terjadi persaingan teritorial yang berujung kanibalisme. “Di dekatnya ada ayam yang bisa jadi pilihan makanan lebih baik,” tambah Shome.

“Sejauh pengetahuan kami, ini adalah pertama kalinya predasi P. bivittatus terhadap M. reticulatus terdokumentasikan,” tulis tim peneliti dalam publikasinya.

Kejadian ini mengingatkan betapa alam masih menyimpan banyak misteri. Meski ilmu pengetahuan terus berkembang, perilaku hewan seringkali mengejutkan dan memberikan pelajaran baru. Peristiwa seperti ini menjadi bukti bahwa persaingan dalam ekosistem bisa berujung pada hal yang tak terduga. Dengan memahami dinamika ini, kita bisa lebih menghargai kompleksitas alam dan pentingnya menjaga keseimbangan ekologis.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan