Serangan Politik Berdarah: Dari Lincoln Hingga JFK

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Amerika Serikat kembali diguncang dengan tragedi pembunuhan Charlie Kirk, tokoh konservatif yang dekat dengan Presiden Donald Trump. Peristiwa itu terjadi saat Kirk sedang berpidato di sebuah universitas di Utah. Seorang peluru menembusi lehernya, dan tak lama kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia. Seorang pemuda berusia 22 tahun telah ditangkap sebagai tersangka, namun Trump dan Gubernur Utah menuduh motivasi politik di balik serangan itu. Kejadian ini bukan hanya kasus kekerasan senjata biasa, melainkan mungkin menjadi bagian dari sejarah panjang pembunuhan bermotif politik di Amerika Serikat.

Untuk memahami dampaknya, mari kita lihat beberapa kasus pembunuhan politik terkenal dalam sejarah AS. Abraham Lincoln, Presiden ke-16, menjadi korban pertama pada 1865 saat ditembak oleh John Wilkes Booth selama pertunjukan teater. Dukungan Lincoln terhadap hak warga kulit hitam dianggap sebagai alasan utama pembunuhannya. James Garfield, Presiden ke-20, juga tewas terbunuh setelah ditembak oleh Charles Guiteau pada 1881. Garfield bertahan beberapa bulan, tetapi akhirnya meninggal karena luka tembak yang tidak ditangani dengan baik. William McKinley, Presiden ke-25, ditembak oleh anarkis Leon Czolgosz pada 1901 dan meninggal beberapa hari kemudian. John F. Kennedy, Presiden ke-35, tewas dalam peristiwa yang hingga kini masih menjadi misteri besar dalam sejarah AS. Ia ditembak di Dallas, Texas, oleh Lee Harvey Oswald, yang kemudian sendiri dibunuh oleh Jack Ruby.

Selain presiden, kandidat presidennya, Robert F. Kennedy, juga menjadi korban pembunuhan. Ia ditembak saat sedang merayakan kemenangannya dalam pemilu pendahuluan California pada 1968. Hingga kini, pelakunya, Sirhan Sirhan, masih terjebak di penjara. Di sisi lain, Martin Luther King Jr., pemimpin gerakan hak sipil, ditembak mati saat berdiri di balkon hotel di Memphis. Pembunuhnya, James Earl Ray, segera ditangkap. Malcolm X, tokoh karismatik yang berjuang untuk pemberdayaan kaum hitam, juga tewas terbunuh di New York pada 1965. Tiga orang divonis bersalah atas kasusnya, tetapi vonis untuk dua di antaranya dibatalkan pada 2021.

Kejadian terkini juga masih terjadi. Pada 14 Juni 2025, dua anggota legislatif Demokrat di Minnesota dibunuh dalam serangan yang diduga bermotif politik. Presiden Donald Trump sendiri juga menjadi target upaya pembunuhan dua kali pada 2024, termasuk saat tertembak di Pennsylvania dan insiden di Florida. Dua tahun sebelumnya, penjaga rumah Ketua DPR Nancy Pelosi, anggota Partai Demokrat, juga diserang oleh seorang pria bersenjata.

Pembunuhan bermotif politik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah Amerika Serikat. Dari Lincoln hingga King, setiap kejadian meninggalkan bekas yang dalam, baik dalam politik maupun budaya. Kebanyakan kasus masih berdebat hingga kini, menimbulkan pertanyaan tentang keamanan, keadilan, dan dampak politik jangka panjang. Jika tidak kita hentikan, sejarah akan terus mengulang dirinya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan