Pemuda Nepal Pilih PM Baru Pasca Protes Berdamai

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sushila Karki, pemimpin baru di Nepal, telah memberikan pidato pertama setelah dilantik sebagai Perdana Menteri. Dia berkomitmen untuk memenuhi permintaan pendemo, terutama dari generasi muda atau Gen Z Nepal. Karki dipilih melalui aplikasi Discord oleh massal pendemo yang menuntut perubahan. Dia menggantikan Sharma Oli, yang mengundurkan diri akibat tekanan protes.

Karki menekankan bahwa pemerintah harus mendengarkan aspirasi Gen Z, yang mencari akuntabilitas pemerintahan, penurunan korupsi, dan kesetaraan ekonomi. Dia meminta kerjasama seluruh warga Nepal untuk mencapai tujuan ini. Sebelum pidato, Karki mengheningkan cipta sejenak untuk mengingat korban kerusuhan yang telah menewaskan 72 orang dan melukai 191 lainnya.

Karki, mantan kepala hakim agung berusia 73 tahun, dikenal karena keberaniannya. Ia terpilih setelah perundingan panjang antara pihak militer, presidenn, dan warga muda. Meskipun awalnya enggan, dia siap mengambil tanggung jawab sementara hingga pemilihan umum diadakan pada 5 Maret 2026. Karki janji tidak akan menjabat lebih dari enam bulan dan akan fokus pada transisi yang mulus.

Presiden Ram Chandra Paudel mengaku situasi di Nepal sangat kritis dan rumit. Dia memintai semua pihak untuk mendukung pemilu mendatang. Sementara itu, para pekerja mulai memasang papan nama kantor baru PM di kompleks pemerintahan. Kerusuhan di Nepal, yang terburuk sejak 2008, telah menimbulkan kerusakan pada beberapa bangunan dan mengakibatkan banyak korban jiwa.

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia telah memanfaatkan penurunan intensitas kerusuhan untuk memulangkan WNI yang ada di Nepal. Hingga saat ini, 57 WNI telah dipulangkan, dengan rencana untuk memulangkan 21 lainnya dalam waktu dekat. Tim dari Kementerian Luar Negeri telah mengunjungi beberapa lokasi kerusuhan, termasuk Soaltee Hotel, Tibet Hotel, dan kawasan wisata Thamel serta Boudhanat. Meskipun situasi mulai membaik, Kemlu masih mengingatkan WNI untuk menghindari perjalanan ke Nepal hingga keadaan benar-benar stabil.

Pemulangan WNI dilakukan setelah bandara kembali beroperasi, dengan 17 orang sudah kembali ke Indonesia pada Sabtu (13/9). Kemlu terus mengawasi dan mendampingi upaya pemulangan selanjutnya. Mereka juga meminta WNI yang berencana bepergian ke luar negeri untuk selalu memperhatikan situasi keamanan dan melaporkan diri melalui aplikasi Safe Travel.

Situasi di Nepal menunjukkan betapa pentingnya generasi muda dalam membentuk perubahan politik. Dukungan mereka terhadap Karki sebagai fakta yang tidak bisa diabaikan, menunjukkan perubahan paradigma dalam tata pemerintahan yang lebih transparan dan inklusif. Dengan pemilihan umum mendatang, Nepal memiliki kesempatan untuk membangun kembali kepercayaan rakyat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Hal ini juga menjadi pelajaran bagi negara lain tentang pentingnya mendengarkan aspirasi generasi muda dalam pembangunan negara.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan